SATELITNEWS.ID, RANGKASBITUNG—Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah Banten memprediksi di bulan Maret masih terjadi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi di wilayah Banten khususnya di Lebak. Maka dari itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak meminta kepada masyarakat Lebak agar mewaspadainya.
Kepala Pelaksana BPBD Lebak Kaprawi mengatakan, untuk meminimalisir korban jiwa, masyarakat harus terus meningkatkan kewaspadaan saat terjadi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi. “Menurut informasi dari BMKG memasuki bulan Maret masih berpotensi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi. Oleh karena itu kami meminta warga Lebak untuk mewaspadainya,” ujar Kaprawi.
Menurutnya, Kabupaten Lebak yabg memiliki wilayah terluas diantara delapan kabupaten atau kota di Provinsi Banten ini, memiliki 12 kecamatan yang rawan longsor dan 16 kecamatan rawan banjir. Oleh karennya, kepada masyarakat yang berada bantaran sungai dan perbukitan untuk selalu waspada.
“Tingginya curah hujan bisa menyebabkan bencana banjir dan longsor. Untuk itu kami mengimbau kepada warga tinggal di bantaran sungai, tebing tinggi dan perbukitan serta para nelayan agar berhati-hati dan selalu memantau kondisi lingkungan di sekitar-nya,”harapnya.
Berkaca dari peristiwa bencana alam bencana tanah longsor yang masih melekat di benaknya, yang melanda enam kecamatan, yaitu Kecamatan Lebak Gedong, Cipanas, Sajira, Curubitung, Maja, dan Sajira, tidak terjadi lagi di tahun ini maupun di tahun – tahun selanjutnya. “Peristiwa ini mengakibatkan ribuan rumah terdampak, jembatan, jalan, sekolah, bahkan sampai menelan korban jiwa. Jadi untuk meminimalisirnya, saya harap ke depan masyatakat selain meningkatkan kewaspadaan juga diharapkan ikut serta menjaga lingkungan,” tandasnya.
Sementara, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Lebak Febby Rizky Pratama dalam penanganan pasca bencana saat ini terus dilakukan dengan penanaman vetiver atau akar wangi di Kecamatan Lebak Gedong.
“Penanaman vetiver masih terus berlanjut dilakukan warga korban bencana dan warga setempat, TNI, Polri, serta relawan dan elemen masyarakat lain. Bahu-membahu melaksanakan penanaman vetiver di lahan kritis. “Semoga dengan program penanaman bibit akar wangi ini bisa mencegah teejadinya tanah tanah longsor. Namun demikian, peran masyarakat juga diharapkan dalam menjaga lingkungan seperti tidak menebang pohon dan tidak membuang sampah sembarangan,” pungkasnya.(mulyana/made)
Diskusi tentang ini post