SATELITNEWS.ID,SERANG–Para petani porang di Desa Sangiang, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, mampu meraup omset Rp 600 juta sampai Rp 700 juta setiap dua musim dari menanam porang. Porang tersebut, dijual ke Jawa Timur.
Ketua Kelompok Tani Subur Jaya, Imam Mudin mengatakan, awal mulanya ia membudidaya porang pada tahun 2018, di lahan seluas ¼ hektar. Namun sekarang, berkembang hingga memiliki lahan 2 hektar.
“Bibitnya nggak beli, liar semua,” kata Imam, saat ditemui di tempat pengumpulan porang di desanya, Selasa (22/6).
Seiring berjalannya waktu, kata Imam, banyak teman-temannya yang ikut menanam porang. Omset dari menanam porang itu tambahnya, setiap dua musim dengan jangka waktu satu tahun lebih bisa mencapai Rp 600 juta sampai Rp 700 juta.
“Masyarakat banyak yang tanam, hampir 90 persen. Ada juga yang cuma ikut-ikutan saja. Porangnya dijual ke eksportir di Jawa Timur,” tambahnya.
Menurutnya, tanaman jenis umbi-umbian ini dijual Rp 50.000 ribu per kilogram, untuk bentuk chip jemur dan chip open, atau berbentuk keripik. Sedangkan yang masih basah, Rp 4.700 per kilogram. “Jadi bertani porang ini lebih menguntungkan, cuma ada kesulitan serangan hama jamur. Kalau sudah kena itu, bisa hancur, bisa rugi,” tuturnya.
Sementara, Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, mendorong Dinas Pertanian (Distan) untuk berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian agar di Kabupaten Serang, memiliki pabrik pengolahan porang. Sehingga, dijual bukan dalam bentuk umbi.
“Karena ini kan batas umur pemasaran lebih pendek. Kalau sudah berbentuk seperti ini (dikeringkan atau chip), punya nilai jual lumayan tinggi, dan jangkauan bisa lebih jauh, waktu bisa lebih lama,” tuturnya.
Namun kata Tatu, saat ini produksi porang di Kabupaten Serang, terutama di Mancak, kurang lebih ada sekitar 50 hektar, belum dominan. Sehingga, pemasaran masih gabung ke Jawa Timur. “Tapi tidak menutup kemungkinan, kalau di sini bisa diperbesar, investor bisa terbuka seperti halnya rumput laut, kita bisa ekspor,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post