SATELITNEWS.ID, TANGERANG–Kasus Covid-19 di Tangerang makin mengkhawatirkan. Situasi itu ditandai dengan menumpuknya pasien Covid-19 di rumah sakit. Termasuk diantaranya RSUD Kota Tangerang.
Humas RSUD Kota Tangerang Tintin Supriatin menyatakan pihaknya sudah menambah kapasitas tempat tidur untuk pasien Covid-19. Penambahan dilakukan setelah Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah menginstruksikan agar RSUD Kota Tangerang menjadi RS khusus Covid-19.
Kendati demikian, kata Tintin, karena peningkatan kasus Covid-19 sangat tinggi maka ketersediaan tempat tidur dan ICU menjadi sangat terbatas. “Sudah ditambah ruangan, ICU, sekarang juga sudah full. Makanya sekarang kita waiting list masuk ICU ada 32,” kata Tintin, Selasa (22/6/2021).
Tintin menjelaskan kunjungan pasien ke instalasi gawat darurat mencapai angka 60 orang per hari. Peningkatan terjasi seusai libur lebaran.
“Setelah lebaran terjadi peningkatan, apalagi minggu-minggu terakhir ini sampai upaya rumah sakit cukup luar biasa. 50 tempat tidur khusus untuk pasien Covid-19. Pasien non Covid-19 tergeser. Masalahnya terjadi antrean IGD karena sudah mengkhawatirkan. Rata rata sekeluarga, dateng sekeluarga,”ungkap Tintin.
Sementara itu Data Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menyebutkan angka ketersediaan tempat tidur atau BOR di rumah sakit di lima provinsi sudah mencapai 100 persen. Ahli Spesialis Penyakit Dalam yang juga Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban mengatakan saat ini situasinya sudah darurat. Positivity Rate PCR pun sudah 40 persen.
“Maka tak bisa kebijakan standar. Harus lebih ketat. Indonesia sekarang sudah 40 persen positivity rate-nya. Itu berarti risiko kita tertular amat sangat tinggi. Data per hari begitu banyak RS penuh, ICU penuh, maka perlu kebijakan ketat,” kata Prof Zubairi, Selasa (22/6/2021).
Maka, kata dia, perlu ada polisi hingga instansi aparat untuk melakukan penegakan hukum, melakukan tanpa pandang bulu dengan keras. Menurutnya PPKM mikro saat ini harus dipertebal.
“Kita nilai dulu hasilnya gimana. Kalau terbukti hari ke hari enggak berpengaruh maka perlu dilakukan istilahnya lockdown. Lockdown kan hanya 14 hari, maka setelah itu ekonomi pasti bisa berjalan,” katanya.
Data yang terlihat per 19 Juni 2021, sedikitnya lima provinsi terpadat sudah melaporkan angka BOR sebanyak 100 persen. Di antaranya pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Dan dari beberapa pulau itu, BOR 100 persen sudah ada di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan Jogjakarta.
“Kami di RS sekarang sedang berusaha mengurai tumpukan-tumpukan pasien,” kata Sekjen PERSI Lia G Partakusuma kepada wartawan.
“Ini sudah situasi kurang baik ya. Harus betul-betul diwanti-wanti lah. Jangan sampai orang dirawat di RS,” tambahnya.
Menurut Lia, terlihat sekali kurva pada periode Mei-Juni 2021 kasus Covid-19 begitu pesat. Itu membuktikan bahwa virus varian Delta saat ini cepat sekali menular.
“Mei sampai Juni kenaikan pesat sekali. Indikasikan virus sekarang ini cepat menular,” ujarnya.
Sebagai contoh data RS di Indonesia dengan BOR mencapai lebih dari 100 persen yaitu terjadi di Bandung. Per 19 Juni, sejumlah RS di Bandung sudah kolaps.
Sementara itu, kenaikan kasus Covid-19 harian pada hari Selasa (22/6) bertambah 13.668. Kini total sudah 2.018.113 orang sudah terinfeksi Covid-19. Angka positivity rate PCR atau kepastian positif dari spesimen pasien juga kembali rekor dari sebelumnya yakni mencapai 51,62 persen.
Angka positivity rate Polymerase Chain Reaction (PCR) harian mencapai rekor 51,52 persen. Angka itu lebih tinggi dari sebelumnya pada Jumat (18/6) yakni 45 persen. Apa makna dari angka tersebut? Artinya masyarakat yang dites Covid-19 dengan tes PCR semakin besar kemungkinannya untuk positif.
Juru Bicara Vaksinasi dan Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan angka tersebut menjadi peringatan bagi masyarakat bahwa situasi harus diwaspadai. Angka penularan kian cepat. Sehingga angka itu juga menjadi sinyal agar tes Covid-19 dengan PCR harus diperbanyak.
“Ini juga artinya perlu lebih banyak lagi yang dites karena yang dites yang bergejala,” katanya “Maksudnya tes ini sangat ketat. Jika dilakukan lebih banyak yang dites, pasti kasus pos lebih banyak,” jelasnya.
Pemeriksaan berpengaruh pada angka positivity harian. Angka positivity rate yaitu jumlah positif kumulatif dibagi jumlah orang yang dites lalu dikali 100. Angka positivity rate orang harian 19,32 persen. Padahal standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah harus di bawah 5 persen. Artinya Indonesia sudah melebihi standar WHO.
Kasus aktif juga masih tinggi yakni 4.958 kasus. Jumlah pasien dengan status suspek sebanyak 124.918 orang. Ada 130.630 spesimen yang diperiksa. Dan ada 70.742 orang yang diperiksa dalam sehari dengan metode TCM, PCR, dan antigen.
Sebaran positif harian tertinggi terjadi di Jawa Baraat 3.432 kasus. DKI Jakarta 3.221 kasus. Jawa Tengah 2.439 kasus. Jawa Timur 746 kasus. Dan Jogjakarta 675 kasus.
Pasien sembuh harian bertambah 8.375 orang. Paling banyak kasus sembuh terjadi di DKI Jakarta sebanyak 3.082 orang. Dan total angka kesembuhan saat ini sebanyak 1.810.136 orang.
Kasus kematian harian bertambah sebanyak 335 jiwa. Paling banyak kasus kematian harian terjadi di Jawa Tengah sebanyak 71 jiwa. Total kini sudah 55.291 jiwa meninggal dunia akibat Covid-19. Sudah 510 kabupaten kota terdampak Covid-19. Ada 2 provinsi di bawah 10 kasus harian. Dan ada hanya 1 provinsi dengan nol kasus. (irfan/jpc/gatot)
Diskusi tentang ini post