SATELITNEWS.ID, CIPUTAT—Merebaknya varian baru Covid-19 di Indonesia membuat lonjakan kasus tidak terkendali. Per 23 Juni 2021, kasus positif Covid-19 tercatat sebesar 15.308 pasien.
Mengenai itu, Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan pembahasan ulang terkait skema prosedur pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Pertimbangan utama adalah adanya varian baru.
“Pertimbangannya kalo pada tahun yang lalu varian covid yang merebak hanya satu varian, yaitu varian dari Wuhan saja, tapi belakangan ada beberapa varian berkembang, delta sampai beta yang tingkat penyebarannya, tingkat penularannya, kecepatan sampai kematian berbeda,” jelas Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie dalam diskusi daring Apa Kabar PTM Terbatas?, Kamis (24/6).
Diskusi ulang ini akan mengutamakan keselamatan para warga pendidikan. Jangan sampai nyawa anak menjadi korban akibat kelalaian dari pemerintah itu sendiri. “Artinya gimana pun kami akan mengutamakan kesehatan dan keselamatan warga terlebih dahulu. Ini sedang kami diskusikan dengan para persatuan guru, dewan pendidikan, melalui dinas pendidikan kota Tangsel,” ujarnya.
Menurutnya, sejak Januari 2021, pihaknya sudah menyusun SOP untuk sekolah tatap muka. Seperti ruang kelas hanya digunakan sebesar 25 persen, 2 hari pembelajaran dalam 1 minggu dengan maksimal penyampaian materi selama 2 jam.
“Tidak ada kantin yang dibuka. Bahkan kami sudah verifikasi sekolah yang sedianya akan kita lakukan PTM. Sudah kurang lebih 79 persen sekolah sudah kami verifikasi, paling tidak itu tingkat SMP swasta di tangsel. SMP negeri angkanya tidak jauh 79 persen tersebut,” tandas Benyamin.
Sementara itu Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang, Saeroji meminta pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) ditunda. Dia ingin Pemerintah memfokuskan diri pada penanganan Covid-19 terlebih dahulu.
“Dalam kondisi seperti ini jangan sekolah tatap muka ya. Justru kita juga ingin agar pemerintah menekankan lagi kedisiplinan masyarakat terhadap prokes yang penting. Kemudian pendidikan harus ditundalah,” kata Saeroji saat dihubungi melalui seluler, Kamis (24/6/2021).
Saeroji melanjutkan pendidikan tetap berjalan walau tanpa tatap muka. Dia mengimbau jangan terlalu terkesan dipaksakan karena kondisinya belum stabil.
“Jangan sampai dipaksakan. Tapi harus punya formula agar pendidikan tetep berjalan, artinya tidak mandek,” tukasnya.
Ia juga berharap Dinas Pendidikan Kota Tangerang segera menyiapkan strategi menghidupkan pendidikan di era pandemi.
“Jangan sampai generasi kita tertinggal pelajaran pula ini. Tapi kita sepakat untuk ditunda,” pungkasnya. (jpg/mg1/gatot)
Diskusi tentang ini post