SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Atlet tenis meja Kabupaten Tangerang Jhonatan Oktavianus harus puas hanya meraih posisi runner-up saat bertanding pada nomor tunggal putra kejuaraan tenis meja Badan Narkotika Nasional (BNN) Cup 2021. Kejuaraan untuk memperingati Hari Anti Narkoba Internasional itu dilaksanakan pada 22-24 Juli 2021.
Di laga final yang dilangsungkan, Kamis (24/6) sore di GOR Patriot KONI Provinsi Banten, Jhonatan takluk dari petenis putra Kota Tangerang atas nama Razli. Meski kalah Jhonatan memberikan perlawanan dan kalah tipis 3-2 dengan skor 8-11, 11-7, 11-9, 8-11 dan 12-14.
Hasil ini diakui Alpian Julyansyah Ketua Bidang Pembinaan Pengcab PTMSI Kabupaten Tangerang cukup memuaskan. Walau minim persiapan, Jhonatan mampu memberi perlawanan kepada Razli.
“Saya senang karena pemain mendapat kesempatan tampil di kejuaraan, ini untuk evaluasi latihan selama ini. Turnamen seperti ini jarang atlet kita dapat selama covid-19, untuk Jhonatan ada beberapa yang harus kita benahi tapi sekali lagi kami senang atlet bisa unjuk kebolehan,” ucap Alpian.
Hasil turnamen yang menerapkan protokol ketat ini menempatkan Razli sebagai juara pertama diikuti Jhonatan sebagai juara kedua. Sementara juara ketiga diraih oleh Ilham asal Kota Serang yang di babak semifinal dikalahkan Jhonatan.
Sayangnya pada turnamen bagi petenis meja usia 18 tahun tersebut, Kabupaten Tangerang gagal meraih hasil manis di bagian putri. Pada kategori putri Kabupaten Tangerang hanya mengandalkan petenis lapis ketiga, ini lantaran petenis meja utama di usia 18 tahun gagal tampil lantaran terpapar Covid-19.
Di bagian ini tampil sebagai juara adalah Sasena atlet asal Kota Serang yang mengalahkan rekan satu daerahnya Ajijah. Sementara juara ketiga pada turnamen kali ini diraih Marcela asal Kota Tangsel.
Pelaksanaan turnamen ini diakui Ahmad Yusup Bendahara Pengcab PTMSI Kabupaten Tangerang cukup sukses. Mengingat peserta dan panitia yang tampil benar-benar menjalankan protokol kesehatan ketat.
“Pesertanya pun dibatasi, juga buat atlet, wasit dan pengurus yang ada di dalam GOR jumlahnya terbatas dan dibuat bergiliran. Ini contoh bagus pelaksanaan turnamen dengan prokes ketat,” tutup Yusup. (jpg/gatot)
Diskusi tentang ini post