SATELITNEWS.ID, JAKARTA–Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan telah ada vaksin yang aman digunakan untuk anak berusia 12 hingga 17 tahun. Hal tersebut seiring dengan keluarnya izin BPOM terkait penggunaan darurat atau emergency use authorisation vaksin Sinovac untuk anak.
’’Kita juga bersyukur BPOM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorisation untuk vaksin Sinovac yang dinyatakan aman digunakan anak usia 12 sampai 17 tahun,” ujarnya secara virtual, Senin (28/6).
Sehingga, vaksinasi untuk anak-anak usia 12 hingga 17 tahun tersebut dapat segera dimulai dan dalam diharapkan dapat menekan penyebaran Covid-19 bersama-sama.
Selain itu, Jokowi juga mengapresiasi atas capaian sebanyak 1,3 juta vaksinasi pada hari Sabtu 26 Juni 2021 lalu sehingga lebih cepat dari target satu juta vaksinasi perhari yang ditetapkan mulai juli 2021.
’’Hal ini tercapai berkat kerja keras, berkat gotong royong semua pihak terutama Kementerian Kesehatan TNI Polri, pemerintah daerah BUMN dan pihak swasta yang turut membantu serta masyarakat yang bersedia divaksin,” tuturnya.
Seiring dengan percepatan program vaksinasi, Jokowi menargetkan pada Agustus 2021 mendatang sudah mencapai dua juta dosis per hari. Sehingga, Jokowi meminta kepada masyarakat untuk tidak perlu ragu melakukan vaksinasi dan tetap berdisiplin menjalankan protokol kesehatan, yaitu memakai masker menjaga jarak, mencuci tangan tetap tinggal lah di rumah selama tidak ada kebutuhan yang mendesak.
’’Saya mengingatkan bahwa seluruh pihak tetap harus bekerja keras agar target satu juta perhari vaksinasi terjaga sampai akhir Juli dan dapat kita tingkatkan dua kali lipat pada Agustus 2021 yaitu mencapai 2 juta dosis per hari,” ungkap mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Sementara itu, Pemerintah memastikan rakyat akan mendapat obat terapi virus Covid-19 yang murah untuk pencegahan dan penyembuhan. Hal tersebut direalisasikan dalam percepatan uji klinis yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap Ivermectin.
Ivermectin sendiri sebagai obat terapi pencegahan dan penyembuhan pasien Covid-19. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, hal ini akan menjadi game changer terbaru agar Indonesia bisa mengendalikan pandemi ini.
“Hal itu ditekankan menanggapi langkah BPOM yang tengah melakukan uji klinis Ivermectin sebagai obat terapi pasien Covid-19,” ujarnya dalam keterangannya, Senin (28/6).
Erick menyampaikan, persiapan pun sudah dilakukan PT Indofarma untuk memproduksi obat Ivermectin secara massal. Sehingga ketika uji klinis selesai dilakukan dan izin edar sudah dikeluarkan BPOM, maka obat tersebut siap diproduksi besar-besaran dalam waktu singkat.
“Secara infrastruktur kami siap untuk memproduksi Ivermectin secara massal. Obat ini akan menjadi obat terapi yang murah bagi rakyat, terlebih Indofarma sudah menyiapkan produksi sebesar 4,5 juta tablet per bulan,” tuturnya.
Penyediaan obat terapi Covid-19 yang murah memang menjadi fokus utama agar masyarakat yang lebih memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan pokok di tengah pandemi ini tidak lagi terbebani dengan harga obat yang mahal.
“Jika uji klinis BPOM selesai dan sudah keluar izin edarnya sebagai tanda bahwa obat Ivermectin ternyata baik untuk kita semua, maka produksi ini akan kita genjot demi mengurangi dengan cepat kasus positif Covid-19,” ungkapnya.
Menurut rencana harga obat terapi Ivermectin akan dibanderol dengan harga antara Rp 5.000 hingga Rp 7.000 setiap tabletnya. “Dengan harga obat yang murah dan terjangkau, saya yakin rakyat akan bisa mendapatkannya dengan mudah dan tidak akan menjadi beban,” imbuhnya.
Terlebih untuk pencegahan terhadap Covid-19, Ia menambahkan, tidak perlu selalu dikonsumsi dan hanya 2-3 tablet. Begitu pula untuk penyembuhan. “Semoga ikhtiar kita untuk membuat rakyat kita sehat dan Indonesia terbebas dari pandemi ini segera terwujud,” pungkasnya. (jpc/gatot)
Diskusi tentang ini post