SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG–Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Pandeglang mensinyalir 26 desa rawan konflik pada Pilkades serentak 18 Juli 2021 mendatang. Prediksi itu berdasarkan pemetaan yang dilakukan DPMPD Pandeglang terhadap 207 desa di 32 kecamatan yang akan melaksanakan Pilkades.
Data yang berhasil dihimpun menunjukkan kerawanan konflik ada pada Desa Sukajadi, Cibaliung, Cikiruhwetan, Sinarjaya, Cigeulis, Banyumas, Labuan, Kanaga, Kadubungang, Palurahan, Patia, Babakanlor, Sukarame, Kubangkampil, Cimanis, Kutamekar, Cikalong, Pasirsedang, Bungurcopong, Sukaraja, Curugbarang, Cikoneng, dan Desa Sinarjaya.
Kepala DPMPD Pandeglang, Doni Hermawan menyatakan, hasil pemetaan dan kajian yang dilakukan pihaknya terprediksi ada sebanyak 26 Desa yang rawan konflik di pelaksanaan Pilkades serentak tersebut.
“Semula kami petakan ada 27 Desa yang rawan konflik, namun karena ada di salah satu Desa yang Balon Kades (Bakal Calon Kepala Desa)-nya gagal, kini yang rawan konflik kami catat dan awasi ada 26 Desa,” kata Doni, Selasa (29/6/2021).
Dinyatakannya 26 desa rawan konflik itu jelas Doni, karena para Balon Kades-nya melebihi batas ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kades di Masa Pandemi Covid-19.
“26 Desa rawan konflik karena memang Balon Kades-nya ada di atas 5 orang Balon Kades. Sehingga itu dijadikan rawan karena kemunculan konflik itu ada seperti ketidakpuasan tidak lulus jadi Calon Kades,” jelasnya.
Dari total 26 Desa yang rawan konflik itu, paling menjadi sorotan dan awasi ketat yakni di wilayah Kecamatan Kaduhejo dan Labuan. Karena di kedua desa itu angka Balon Kadesnya paling banyak.
“Tersebarnya hampir di semua Kecamatan yang melaksanakan Pilkades, diantaranya di Kecamatan Kaduhejo yakni Desa Palurahan ada 11 Balon Kades, dan di Kecamatan Labuan yakni Desa Labuan ada 10. Dua Desa itu Balonnya paling banyak sehingga rawan konflik,” jelasnya lagi.
Gesekan dari Balon Kades bersama para pendukungnya pasca penjaringan atau tes tulis dan wawancara dipastikan bisa terjadi. Maka dari itulah pihaknya saat ini terus melakukan antisipasi agar hal itu tak terjadi.
“Balon Kades tidak menutup kemungkinan punya massa besar yang bisa saja tak menerima kekalahan. Ini yang harus kami antisipasi,” ujarnya.
Untuk menekan tidak terjadi konflik tambahnya, pihaknya juga sudah bekerjasama dengan pihak Polri dan TNI.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak Polri dan TNI. Pihak Polri dan TNI juga sudah membuat zona mana saja yang rawan,” tandasnya.(nipal/gatot)
Diskusi tentang ini post