SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG–Anggota Satuan Brimob (Satbrimob) Polda Sulawesi Tengah (Sulteng), Bharatu Muhamad Saepul Muhdori, yang gugur saat menjalankan tugas operasi Tinombala IV, di Desa Sabulanga, Sausu, Kabupaten Parigi, Sulawesi Tengah, Jumat (13/12) sekitar pukul 12.30 WITA lalu, diketahui warga Kampung Nagrog RT 01 RW 01, Desa Bayumundu, Kecamatan Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang.
Atas peristiwa itu, anggota DPR RI Dapil Pandeglang – Lebak, Rizki Aulia Rahman Natakusumah, dengan tegas mengecam perisitiwa penembakan tersebut. Katanya, tindakan teror yang dilakukan kelompok Mujahid Indonesia Timur (MIT), merupakan tindakan terkutuk.
Apalagi setelah mengetahui, pelaku yang berjumlah 5 orang menembak pelaku setelah korban melaksanakan Solat Jumat. Selain menyampaikan rasa duka cita yang mendalam kepada keluarga korban, Rizki juga menegaskan kembali, jangan berikan ruang kepada kelompok – kelompok yang kerap melakukan aksi terror, yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan.
“Tindakan terror semacam itu, kerap menimbulkan korban jiwa. Saya mengajak kepada semua elemen, baik pemerintahan di semua tingkatan dan masyarakat, untuk melihat kejadian ini sebagai rujukan dan refleksi. Agar kedepan, upaya pre-emptive dan preventif dalam penanganan aksi terror, dapat lebih baik,” kata Rizki, Minggu (15/12).
Diketahui, anggota Satuan Brimob (Satbrimob) Polda Sulawesi Tengah (Sulteng), Bharatu Muhamad Saepul Muhdori gugur saat menjalankan tugas operasi Tinombala IV, Jumat (13/12) sekitar pukul 12.30 WITA lalu.
Peristiwa tersebut dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Edy Sumardi. Katanya, Jumat (13/12) lalu setelah Solat Jumat di Musalla Desa Salubanga, Kabupaten Parigi Mautong, tepatnya sekitar 50 meter dari Pos Sekat Alfa 16, lima orang kelompok DPO MIT Poso menyerang anggota dan warga yang selesai Solat Jumat.
“Setelah menyerang, lima orang kelompok MIT Poso berpencar, dengan berlari masing – masing tiga orang ke arah SD Salubanga, dua orang ke arah belakang musalla,” kata Kombes Pol Edy Sumardi, Sabtu (14/12) lalu.
Beberapa menit kemudian tambahnya, terjadi kembali penyerangan dengan menembak ke arah Pos Sekat Alfa 16, dan sempat menyandra warga, serta anggota Pos Sekat yang pulang dari Solat Jumat, namun anggota sempat melarikan diri.
Sekitar pukul 13.30 WITA, satu regu dari pasukan kejar yang dipimpin oleh Danki Kejar Ipda Richar, telah menuju lokasi kejadian untuk memberikan bantuan. Dikarenakan, Pos Sekat Salubanga saat ini terus memanggil untuk meminta bantuan melalui alat komunikasi jenis HT.
Untuk diketahui, Operasi Tinombala bertujuan untuk menangkap kelompok teroris jaringan Santoso. Operasi Tinombala, dimulai pada tanggal 10 Januari 2016 dan merupakan kelanjutan dari Operasi Camar Maleo IV. Operasi ini melibatkan sekitar 2.000 personel. Operasi Tinombala, awalnya dijadwalkan selesai pada 9 Maret 2016. Namun, operasi ini kemudian diperpanjang selama enam bulan kedepan. (mardiana)
Diskusi tentang ini post