SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Kasus Covid-19 di Kota Tangerang terus mengalami peningkatan. Dari banyaknya kasus, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang sampai saat ini belum menemukan jenis mutasi Covid-19 yakni Delta (B.1617.2) yang menjangkit warganya.
“Kami belum tahu. Karena kami masih menunggu diagnosis genome sequencing-nya. Itu yang mengerjakan dari Eijkman Institute dan Kementerian Kesehatan,” ujarnya di Gedung DPRD Kota Tangerang, Rabu, (30/6/2021).
Dari informasi yang dia peroleh, kata Arief varian Delta efeknya lebih berbahaya dari Alfa. “Kan biasanya masa inkubasinya 14 hari ini empat hari sudah pada positif, kemudian perburukan apalagi yang belum vaksin,” imbuhnya.
Meski belum diketahui terkait varian tersebut, kata Arief Pemkot Tangerang sudah menyiapkan skenario bahkan untuk yang terburuk sekalipun. “Jadi buat saya ada atau enggak (varian Delta) skenarionya yang kita hadapi yang terburuk saja, jadi untuk menghadapi masalah terburuk ini bisa keluar dari ini untuk memuutus rantai Covid-19,” jelasnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, dr Liza Puspadewi mengatakan pihaknya sudah mengirim sampel atau genome sequencing kepada Kemenkes dan hasilnya tidak ditemukan. Diketahui Genome sequencing adalah adalah proses menentukan urutan DNA lengkap dari suatu genom organisme pada satu waktu.
“Kita sudah mengirim genome sequencing untuk sample yang kita anggap adalah sampel di luar varian yang Alfa. Kan varian itu dari satu kasus dia ke kontak erat ke kontak erat 50 persen,” jelasnya, Jumat, (25/6/2021).
Diinformasikan, varian virus Corona delta menyita banyak perhatian. Pasalnya varian delta disebut-sebut lebih menular (infeksius) dibanding varian sebelumnya. Selain itu, virus corona varian delta ini juga disebut memiliki gejala klinis yang lebih berat dan beragam.
Varian delta merupakan mutasi pada virus Corona B.16.17.2. Mutasi ini ditemukan pertama kali di India. Kini varian delta menyebar luas hingga ke 74 negara, bahkan transmisi lokal virus corona varian delta juga sudah ditemukan di Indonesia.
“Genom sequencing memang di pilih seperti dia sudah dua kali vaksin terus CT nya rendah itukan aneh. Kalo delta bisa menurunkan kekebalan sampe 20 persen tapi belum keluar. Kita pernah masukin di Januari, kita gak ada, kita masukin Maret ga ada tapi gak tau sekarang tapi hasilnya belum keluar,” ungkap Liza. (irfan/made)
Diskusi tentang ini post