SATELITNEWS.ID, CIPUTAT—Puskesmas di Tangsel yang merawat pasien Covid-19 mulai kewalahan. Mereka kehabisan oksigen. Pasien yang dirawat harus merogoh kocek hingga jutaaan rupiah perhari hanya untuk mendapatkan oksigen.
Salah seorang pasien Covid-19 di Puskesmas Kampung Sawah Tangsel, Sutar mengaku sudah tiga hari ini dirawat di Puskesmas Kampung Sawah, Ciputat, Tangsel. Namun sejak Kamis dini hari (1/7), pihak puskesmas mengaku kehabisan oksigen. Sehingga dia harus mencari oksigen sendiri. Sedangkan untuk satu tabung oksigen besar hanya bisa untuk bertahan sekitar 4 jam dengan harga 1 tabung oksigen 200 ribu rupiah.
“Bapak saya membutuhkan oksigen untuk yang besar setiap 4 jam sekali, jadi kalau ditotal ini sudah hampir sejuta,” ungkap salah seorang keluarga pasien, Utomo.
Lebih lanjut Utomo mengatakan, selain tabung ukuran besar, dia juga sempat bolak balik harus membeli isi oksigen tabung kecil sendiri. “Sekarang harganya bahkan naik jadi 50 ribu yang ukuran setengah kubik, saya mengisi sudah lebih dari 8 kali,” imbuhnya.
Utomo mengaku pelayanan di puskesmas yang minim sumberdaya manusia dan fasilitas tersebut membuat pelayanan menjadi kurang maksimal. Mengingat ada beberapa nakes di puskesmas tersebut yang sudah tumbang karena terpapar virus Covid-19.
Hal ini yang juga mengakibatkan tidak adanya stok oksigen di puskesmas. Utomo menyayangkan jika pengisian oksigen yang dibebankan terhadap keluarga pasien Covid-19tersebut.
“Seharusnya kan untuk oksigen dan lainnya sudah ditanggung oleh pemerintah, Bagaimana jika orang tidak mampu namun harus membeli oksigen sendiri apakah akan dibiarkan saja tidak bisa bernafas,?” tandasnya.
Menanggapi hal ini Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengaku prihatin. Pihaknya pun membenarkan jika ketersediaan oksigen di Tangsel saat ini memang kurang. “Memang benar ketersediaan oksigen di kota Tangsel saat ini terbatas,“ujarnya.
Kendati demikian, Benyamin mengaku pihaknya sudah menginstruksikan kepada para agen atau distributor oksigen untuk selalu menyuplai oksigen ke puskesmas, rumah sakit, dan beberapa rumah lawan Covid di Tangsel.
“Karena memang distributornya antre jadi ya kita berharap, mereka bisa mengirimkan pasokan ke rumah sakit dan puskesmas,”singkatnya.
Sementara itu di Kota Tangerang, RSUD Kota Tangerang menutup sementara pelayanan bagi pasien rawat jalan setelah ditunjuk menjadi rumah sakit khusus Covid-19. Humas RSUD Kota Tangerang, Titin Suprihatin mengatakan, pihaknya menutup sementara seluruh layanan rawat jalan mereka mulai Kamis (1/7/2021). Kebijakan tersebut kata dia berlaku hingga jangka waktu yang belum ditentukan.
“Yang tutup layanan rawat jalan sampai dinyatakan aman,” ungkap dia melalui pesan singkat, Kamis, (01/07).
Titin menjelaskan, RSUD Kota Tangerang hanya melayani pasien Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat yang butuh pelayanan ruang instalasi gawat darurat (IGD). Kendati begitu, bukan berarti RSUD tak menerima pasien selain Covid-19. RSUD Kota Tangerang tetap melayani pasien tersebut namun dengan penyakit berat. Atau pelayanan perawatan khusus.
“Per tanggal 1 Juli 2021 hanya melayani IGD dan layanan perawatan pasien khusus Covid-19 dengan kondisi sedang dan berat,” jelasnya. Kata Tintin, RSUD Kota Tangerang menutup layanan rawat jalan mereka karena pasien Covid-19 di fasilitas kesehatan itu lebih banyak bila dibandingkan dengan pasien umum. Selain itu, pihaknya juga menghindari resiko seseorang bakal terpapar Covid-19 bila mendatangi RSUD itu.
“Untuk menjaga masyarakat yang datang ke RSUD (agar) tidak terpapar (Covid-19),” ucap Tintin.
Dia menambahkan, setidaknya ada 210 kasur khusus pasien Covid-19 di RSUD Kota Tangerang. Saat ini, lanjutnya, seluruh kasur itu telah terisi sepenuhnya. Di satu sisi, sudah ada 52 pasien Covid-19 yang mengantre untuk mendapatkan kasur di IGD RS tersebut. (irm/bnn/irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post