SATELITNEWS.ID, SERANG–Lima Kecamatan di Kabupaten Serang, tergolong daerah minim air yaitu, Kecamatan Kopo, Cikande, Jawilan, Pontang dan Ciruas.
Namun, justru di daerah itulah Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Serang, mengembangkan budidaya lele dengan sistem bioflok.
Kepala DKPP Kabupaten Serang, Suhardjo mengatakan, budidaya lele bioflok ini merupakan salah satu alternative, untuk meningkatkan produksi perikanan dengan lahan yang sempit.
Saat ini yang sudah jalan antara lain, di Jawilan ada tiga kelompok, Kopo tiga kelompok, Ciruas dua kelompok dan Keramatwatu dua kelompok.
“Produksi per kolam bisa sampai dua kwintal, dengan diameter 1,5 meter sampai 2 meter. Jadi per meternya lebih dari 500 ekor,” kata Suhardjo, Minggu (4/7/2021).
Katanya, budidaya lele bioflok ini sangat menjanjikan. Karena pakannya sangat ringan, lele tersebut hanya cukup memakan flok. “Jadi dalam seminggu, kita puasakan dua hari nggak dikasih pakan. Nanti biar makan flok. Untuk flok itu, dari kotoran yang diuraikan oleh bakteri jadi pakan,” tuturnya.
Menurutnya, peluang untuk pasar lele ini masih sangat besar. Sebab per malam, kebutuhan lele di Banten hampir dua ton, sementara yang baru terpenuhi baru 500 kiloan.
“Peluangnya masih sangat besar. Di kita itu masih disuplay dari luar daerah. Kita masih butuh banyak (pasokan lele,red),” tandasnya.
Untuk meningkatkan budidaya lele bioflok tambahnya, pihaknya-pun menyediakan bantuan terpal dan benih. Bagi masyarakat yang ingin mendapat bantuan, bisa mengajukan proposal melalui aplikasi Serang Open.
“Kita memberikan bantuan anggaran, setelah ada permintaan,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post