SATELITNEWS.ID, RANGKASBITUNG–Sejumlah pedagang rempah – rempah khususnya jahe di Pasar Rangkasbitung kebanjiran rejeki. Pasalnya, pasca ramai pemberitaan Virus Corona permintaan jahe di pasar tradisional meningkat.
Informasi yang dihimpun di Pasar Rangkasbitung, Kamis (5/3), tingginya minat beli terhadap rempah jahe tersebut akibat jahe diyakini dapat mencegah datangnya virus Corona. Namun di balik tingginya minat beli, menjadi pemanfaatan bagi suplier dan pedagang sebab sebelumnya harga jahe di pasar tersebut dijual dengan harga Rp 30 ribu, kini mengalami kenaikan menjadi Rp 50 ribu. Artinya mengalami kenaikan sebesar Rp 20 ribu.
Seorang pedagang rempah – rempah dan sayuran di Pasar Rangkasbitung Neti mengatakan, kenaikan terjadi sudah terjadi satu minggu terakhir. Dan kenaikan ini harga ini tidak serta merta oleh pedagang malainkan dari distributornya sendiri.”Karena harga dari distributornya naik ya kita juga ikut menaikan harganya. Kita juga nggak mau rugi,” ujar Neti, kemarin.
Ibu dua anak ini mengaku, pasca banyak informasi jika jahe ini bisa menangkal wabah virus Corona menjadi berkah tersendiri bagi dirinya. Sebab, sebelum adanya virus Corona, jahe peminatnya tidak terlalu tinggi. “Ini berkah buat kami akibat Virus Corona. Karena sebelumnya pembeli tidak terlalu banyak, ya sekarang cukup banyak,” katanya.
Menanggapi adanya kenaikan harga akibat tingginya tingkat beli pada jahe, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lebak Dedi Rahmat mengatakan, adanya kenaikan harga jahe cukup beralasan. Sebab, saat ini daya beli cukup tinggi setelah mengetahui bahwa jahe bisa menangkal wabah virus Corona.
“Kami tidak bisa intervensi dalam hal ini. Tapi yang jelas, naiknya harga jual itu akibat tingkat beli tinggi. Nanti, kalau virus Corona berlalu harga akan kembali turun karena daya belinya juga turun,” pungkasnya.(muyana/made)
Diskusi tentang ini post