SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Wabah Covid-19 semakin menjadi momok yang sangat menakutkan. Dalam waktu sehari warga di Kabupaten Tangerang sebanyak 25 orang meninggal.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Tangerang Slamet Budhi mengatakan, pihaknya sempat dihubungi oleh pihak Dinas Perumahan, Permukiman dan Pemakaman untuk meminta bantuan terkait penyediaan lubang kubur. Pasalnya, para tukang gali kubur di Buni Ayu, Kecamatan Sukamulya mengaku kelelahan, karena terlalu banyaknya menggali kuburan. Sehingga, DBMSDA membantunya dengan menggubakan alat berat untuk menggali kuburan.
“Pak kadis Perkim meminta bantuan katanya tukang gali kubur nyerah, kecapean. Soalnya, sehari bisa sampe 25 bahkan 29 kuburan, akhirnya kita bantu dengaj menurunkan alat berat untuk gali kubur,” katanya.
Lanjut Budhi, bahkan pihaknya sempat membuat stok lubang kubur sebanyak 50 lubang, dan itu habis hanya selang dua hari saja. “Sampai kita bikin stok lubang kubur 50, dan itu terisi selang dua hari haja, bahkan sampe ada yang antri 4 jenazah,” ujarnya.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Tangerang Hendra Tarmidzi mengatakan, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Kabupaten Tangerang cukup tinggi. “Tingkat kesembuhan dari dulu diatas 90 persen, ” katanya.
Hendra mengungkapkan, data yang di website https://covid19.tangerangkab.go.id/ tidak langsung upadate sebelum melakukan laporan ke provinsi dan pusat. “Jadi data hari ini bisa dilihat tiga hari kemudian,” katanya.
Selain itu kata Hendra, biasanya data warga terpapar COVID-19 yang mengunakan test swab antigen dan isolasi mandiri tidak masuk website. “Yang masuk di website yang mengunakan test swab PCR,” pungkasnya.
Aktivis dan Penggiat Media Sosial Ismail Ruslan mengatakan, validasi data yang tersaji di website resmi Pemkab Tangerang terkait jumlah terpapar COVID-19 mesti dipertanyakan. Menurutnya, tingkat penularan di Kabupaten Tangerang dan tingkat Kecamatan harus transparan.
“Satgas COVID-19 baik tingkat kabupaten dan kecamatan harus jujur sampaikan data korban COVID-19,” kata Ismail kepada Satelit News, Jum’at (9/7).
Ismail mengaku, dirinya bersama tim relawan telah melakukan cek kondisi ke lapangan, dan data yang ditemukan sangat berbeda dengan data yang diumumkan oleh Satgas COVID-19 Kabuupaten Tangerang di website resminya. “Masa iya di salah satu kecamatan ada yang nol kasus covid-19 di website,” tegasnya.
Dia mengatakan, tidak sinkronnya data lapangan dengan data website terkait warga terpapar COVID-19, disinyalir adanya pejabat yang tidak ingin malu, apabila diketahuitak mampu mengatasi pandemi di wilayahnya. “Jadi kalau mau buka-bukaan data dan jujur-jujuran banyak camat yang akan kehilangan muka,” tegasnya. (alfian/jarkasih)
Diskusi tentang ini post