SATELITNEWS.ID, JAKARTA—Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) melakukan survei nasional terkait sikap orang tua terhadap vaksinasi anak dan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang dilakukan pada 5-8 Juli lalu. 9.287 responden dilibatkan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah di 168 kota/kabupaten seluruh provinsi Indonesia.
Kepala Bidang Advokasi P2G Iman Zanatul Haeri menyampaikan, orang tua yang setuju PTM di bulan Juli sebesar 43,9 persen. Lalu untuk yang ragu-ragu sebesar 32,2 persen dan 23,9 persen tidak setuju.
Alasan orang tua setuju PTM dilakukan adalah 41,3 persen anak jenuh atau bosan berada di rumah, 24,7 persen anak hanya bermain game di rumah, 21,2 persen sinyal internet susah sekali di daerahnya, 9,3 persen orang tua tidak memiliki kompetensi pengajaran di rumah dan 3,5 persen alasan lainnya.
“Alasan orang tua umumnya bersifat psikologis, walaupun ada alasan lainnya seperti selama PJJ guru hanya memberikan tugas saja, sekolah dinilai sudah siap PTM, sekolah sudah melakukan uji coba PTM, guru sudah divaksinasi, anak sudah kangen sekolah, anak tidak bersosialisasi dengan teman baru, anak malas-malasan belajar dan orang tua pusing melihat anak main saja,” ungkap dia dalam telekonferensi pers Survei Nasional P2G, Minggu (11/7/2021).
Sementara alasan orang tua yang ragu-ragu dan tidak setuju PTM pada bulan Juli 2021 adalah 74,9 persen kasus Covid-19 semakin meningkat, 21,4 persen siswa belum tuntas divaksinasi, 17,1 persen sekolah atau madrasah berada di zona merah atau oranye. Kemudian, 7 persen sekolah belum siap memenuhi fasilitas pendukung protokol kesehatan. Lalu alasan terakhir adalah 2,7 persen guru belum tuntas divaksinasi.
“Semua alasan orang tua ini sangat rasional dan relevan dengan kondisi pandemi akhir-akhir ini,” imbuhnya seperti diberitakan jawapos.com.
P2G juga menyampaikan sebanyak 63,3 persen orang tua setuju anaknya divaksinasi. Sementara 23,5 persen orang tua tidak setuju anaknya divaksinasi dan 13,2 persen orang tua ragu-ragu anaknya divaksinasi. Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim mengatakan, bagi orang tua yang tidak menginginkan anaknya divaksiansi, mereka tidak boleh melakukan PTM terbatas.
“Misalnya orang tua tidak mau anaknya divaksin, kami menyarankan anak tersebut melaksanakan pembelajaran daring,” jelas dia dalam telekonferensi pers Survei Nasional P2G, Minggu (11/7/2021).
Sebab, tidak bisa dipungkiri bahwa anak-anak saat ini juga rentan tertular. Bahkan, mereka yang vaksinasi saja dapat tertular, apalagi yang belum. Maka dari itu ia merekomendasikan untuk anak yang tidak divaksinasi melaksanakan PJJ saja.
“Mereka akan berdampak (menularkan) pada teman-temannya ketika PTM terbatas,” ujarnya.
Sebagai informasi, untuk alasan orang tua ragu-ragu dan tidak setuju vaksinasi adalah 72,5 persen orang tua khawatir vaksinasi akan berdampak buruk pada anak setelah divaksinasi dan 5,4 persen orang tua khawatir tujuan vaksinasi bukan untuk kesehatan.
Lalu, alasan lainnya dengan angka 5,2 persen anak memiliki penyakit dan 4,2 persen orang tua khawatir vaksin tidak halal. Kemudian, 4 persen menurut orang tua vaksin belum teruji dan 8,7 persen jawaban lainnya. (jpc/gatot)
Diskusi tentang ini post