SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Cerita pilu tentang pasien non Covid-19 yang tidak mendapatkan perawatan di rumah sakit kembali terjadi. Sedikitnya 7 warga Kota Tangerang meninggal dunia akibat tidak mendapatkan pengobatan layak setelah rumah sakit sepenuhnya digunakan untuk merawat pasien Covid-19.
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang Saiful Milah mendapatkan tujuh laporan warga yang menderita penyakit non Covid-19 tak tertangani di rumah sakit. Semua laporan tersebut merupakan warga yang meninggal dunia.
Diantaranya satu orang karyawan PT KMK Global Sports, 1 Warga Kelurahan Periuk, 1 warga Sangiang Jaya, 1 warga Jatiuwung dan 1 warga Kebon Cau. Dan laporan terbaru warga Kelurahan Manis Jaya, Kecamatan Jatiuwung yang meninggal dunia pada Minggu, (11/7/2021).
“Saya dalam seminggu kemarin itu 6 orang benar-benar kita sampai yang dia orang kita yang bawa. Rumah sakit penuh, penuh, penuh meninggal di rumah. Penuh, penuh meninggal di rumah. Dan yang baru ini warga Manis Jaya,” ungkapnya, Minggu (11/7/2021).
Jumlah itu kata Saiful belum termasuk warga yang tak melaporkan. “Warga sudah lelah duluan jadi lebih baik pasrah, makanya saya ngomong, usia memang di tangan Tuhan tapi tanggung jawab ada di tangan kalian para pejabat,” tegasnya.
Saiful mengatakan kasus Covid-19 saat ini memang mengalami lonjakan. Namun, dia meminta Pemkot Tangerang harus membagi konsentrasi mereka terhadap pelayanan kesehatan. Tidak melulu fokus dalam percepatan penanganan Pandemi Covid-19 namun mengesampingkan pasien umum.
“Karena dengan jumlah penduduk dua juta lebih, orang yang dalam kondisi hari ini kesulitan ekonomi dan kesulitan hal-hal lain dalam kebutuhan sehari-hari banyak yang berefek pada mental yang jatuh sehingga banyak juga yang jatuh sakit. Nah saya berharap konsentrasinya dibagi,” katanya.
“Jangan orang sekarang terbengkalai panik dengan Covid-19 melihat sebelah mata orang yang sakit biasa. Sekarang pancaroba dan tekanan ekonomi dalam kondisi masyarakat, masyarakat stress mudah sakit dimana mana. Flu, demam belum tentu Covid-19 tapi dia nggak berani ke rumah sakit, rusak kalau cara begini,” tambah Saiful.
Saiful menilai jumlah tempat tidur untuk perawatan pasien di Rumah Sakit Kota Tangerang masih sangat jauh kekurangan. Bila dibandingkan dengan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Diketahui, WHO merekomendasikan setiap negara memiliki bed to population ratio sebesar lima banding seribu, atau lima tempat tidur perawatan di rumah sakit untuk setiap seribu penduduk.
Saat ini jumlah populasi masyarakat di Kota Tangerang sebanyak 1.834.962 jiwa (Data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang tahun 2020 akhir). Bila merujuk pada rekomendasi tersebut maka Kota Tangerang harus memiliki sekitar 9.174 tempat tidur perawatan di rumah sakit.
“Kalau di bawah itu ya berarti ada ketelantaran. Di Kota Tangerang masih jauh,” tegas Saiful.
“Saya enggak ngerti deh Covid-19 ditanganinya gimana, tapi kan ada standardnya. Ada gugus tugas, tapi jangan mengganggu standard pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk masyarakat umum,” tambahnya.
Dia menyarankan Pemkot Tangerang untuk mengembalikan fungsi RSUD Kota Tangerang. Lebih baik, Pemkot Tangerang memanfaatkan gedung lain sebagai rumah sakit darurat untuk melayani pasien Covid-19. Seperti sekolah, mengingat saat ini siswa diwajibkan belajar daring dari rumah.
“Kan kelas-kelas di sekolah banyak yang tak terpakai. Tinggal minta bantuan ke Pemprov Banten, Pemerintah Pusat. Jangan RSUD Kota Tangerang yang kelasnya udah kelas C ditutup juga malah dipake untuk pelayanan Covid-19 saja. Sekarang mau dikemanakan tuh pasien yang tidak Covid-19,” paparnya.
Berikutnya dia meminta, Rumah Sakit swasta untuk kembali menerima pasien selain Covid-19. Kata dia, untuk jangka panjang DPRD Kota Tangerang sudah menyetujui Pemkot Tangerang membangun RSUD di wilayah timur, tengah dan barat.
“Tambah RSUD kebalikan ke standar WHO populasi jumlah penduduk dibagi ketersediaan kamar rawat inap plus jumlah tempat tidur, berapa persen idealnya,” tutur Saiful.
Laporan terkait adanya warga yang sakit non Covid-19 namun tak mendapat pelayanan medis di Kota Tangerang juga diterima oleh aktivis sosial, Saiful Basri. Sejak membuka posko pengaduan terkait persoalan ini pihaknya telah menerima 10 aduan.
“Karena rumah sakit penuh. Tapi sejauh ini belum ada laporan yang meninggal. Hanya mengadu tidak mendapat pelayanan medis di rumah sakit karena penuh,” ungkapnya.
Hingga berita ini terbit Satelit News belum mendapatkan konfirmasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang. Kepala Dinkes Kota Tangerang, Liza Puspadewi tidak merespon saat dihubungi.
Diketahui, di Kota Tangerang terdapat 33 rumah sakit. Satu diantaranya milik Pemkot Tangerang. Sementara 32 rumah sakit swasta. Berdasarkan data yang diperoleh Satelit News per Minggu, (11/7) di situs Yankes.kemkes.go.id dari jumlah tersebut hanya 6 Rumah Sakit saja yang masih tersedia tempat tidur untuk perawatan pasien non Covid-19.
Diantaranya Rumah Sakit (RS) Mayapada terdapat 48 tempat tidur, RS Melati 4, RSU Hermina 9, RSUD Kota Tangerang 30 dan RS Tiara 3. Kemudian RS Kurnia terdapat 75 tempat tidur perawatan bagi pasien non Covid-19. Jumlah tersebut terus mengalami berubah. (irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post