SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Pemkot Tangerang melakukan sosialisasi penerapan sistem looping Sangego di Kelurahan Koang Jaya Kecamatan Karawaci, Senin (16/12). Hasilnya cukup positif. Kemacetan panjang yang setiap hari dirasakan masyarakat di kawasan Bendungan Pintu Air 10 tersebut berhasil terurai.
Looping Sangego dilakukan dengan membuat arus lalu lintas berjalan satu arah. Sistem ini dapat berfungsi seiring dioperasikannya jalan di kawasan pemakaman Wareng, Kelurahan Koang Jaya.
Melalui sistem ini, arus lalu lintas dibuat tidak bertemu. Pengendara dari arah jalan KS Tubun yang menuju Bandara Soekarno-Hatta melalui jembatan Pintu Air 10 diarahkan berputar melewati jalan Wareng. Demikian juga pengendara dari arah jembatan yang menuju Periuk atau Sepatan dibuat berputar melewati jalan makam Wareng. Langkah tersebut membuat kemacetan yang biasanya terjadi sepanjang hari menghilang.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Wahyudi Iskandar men gatakan Looping Sangego merupakan langkah konkret yang dilakukan untuk mengurai kemacetan. Infrastruktur untuk pelaksanaan sistem ini dibangun Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang.
“Dinas PUPR yang membuka Jalan Wareng- Sangego itu. Setelah infrastruktur jadi, Dinas Perhubungan mendukung rambu lalu lintasnya. Pada prinsipnya ini mengurai titik kemacetan yang terjadi bertahun – tahun terjadi di sana sehingga pintu air 10 ini tidak macet. Sistem ini juga mengurai kemacetan di simpang 7 Kecamatan Neglasari,” ujar Wahyudi kemarin.
Pantauan di lokasi, sosialisasi dilakukan dengan memasang papan rambu lalu lintas. Aparat kepolisian dan petugas Dinas Perhubungan memberikan informasi kepada sejumlah pengendara yang masih kebingungan. Rencananya sosialisasi sistem looping Sangego diberlakukan selama 10 hari ke depan.
“Wajar saja kalau ada warga yang belum tahu. Kadang–kadang warga juga tidak melihat rambu karena itu kita siagakan petugas di lokasi sehingga mengarahkan pengguna jalan, mensosialisasikan seluruh masyarakat terutama yang biasa menggunakan jalan itu yang mengarah ke daerah Cadas, Bandara dan Kotabumi,” kata Wahyudi.
Menurut Kadishub, titik rawan kemacetan di Kota Tangerang berpotensi menurun setelah adanya sistem Looping Sangego. Untuk saat ini jumlahnya sekitar 72 titik. Namun, jumlah itu akan kembali diperbaharui.
“Kalau update harus kita informasikan kembali, memang ada ya sebut saja 72 titik. Namun dari 1 titik kita urai sebetulnya sudah bisa beberapa titik rawan kemacetan yang bisa kita urai. Angkanya sudah semakin turun. Ini harus kita update lagi, yang pasti menurun,” katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tangerang Decky P Koesrindartono mengatakan looping Sangego merupakan inovasi untuk mengurai kemacetan di sekitar Bendung Pintu Air 10. Sistem ini membuat arus lalu lintas tidak saling bertemu.
“Sistem looping ini efektif untuk mengurai kemacetan. Dengan adanya looping Sangego, lampu merah di jembatan pintu air sepuluh akan dihilangkan. Pengaturan arus lalu lintasnya jadi searah,”ujar Decky, belum lama ini.
Menurut Decky, sistem looping dilakukan dengan seminimal mungkin membebaskan lahan, memanfaatkan sistem jaringan jalan yang ada dan mengurangi lampu merah. Selain Sangego, Dinas PUPR telah membangun sistem looping di kawasan Graha Raya Ciledug, pertigaan Situ Cipondoh dan jalan Sultan Ageng Tirtayasa menuju Alam Sutera.
Di tahun 2019, kata Decky, Dinas PUPR telah selesai membuat desain tiga looping jalan untuk mengurangi kemacetan di kawasan Plaza Shinta Cimone, perempatan perguruan tinggi Budi dan kawasan Gerendeng.
Looping Gerendeng akan memanfaatkan jaringan jalan Daan Mogot, Jalan Imam Bonjol dan Jalan Gatot Subroto. Dinas PUPR akan memaksimalkan penggunaan jalan di tepi Sungai Cisadane ke arah Kelurahan Sukajadi Kecamatan Karawaci. Arus kendaraan dari arah Jalan Daan Mogot yang melintasi jembatan Robinson akan diarahkan menuju jalan baru di tepi sungai Cisadane dan keluar di jalan Imam Bonjol.
“Kamu harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk looping Gerendeng karena memang kewenangannya ada di sana. Jalan Gatot Subroto, Jalan Imam Bonjol dan Jalan Daan Mogot itu statusnya jalan nasional,”ungkap Decky.
Sistem looping kedua yang sudah selesai didesain adalah simpang Plaza Shinta Cimone, Karawaci. Pemkot Tangerang akan bekerja sama dengan pemilik Plaza agar sebagian lahannya dapat digunakan untuk jalan baru. Pemkot juga ingin membebaskan lahan sepakbola di seberang jalan Plaza untuk digunakan sebagai jalan baru bagian dari sistem looping. Namun, status kepemilikan lahan tidak jelas.
“Sistem looping ketiga yang dedesain adalah simpang Perguruan Tinggi Budhi Kecamatan Karawaci. Pihak perguruan memiliki rencana untuk mengembangkan perguruan dan mereka siap menyerahkan lahannya untuk dibangun jalan sebagai bagian dari sistem looping,”ujar Decky.
Pembangunan sistem looping merupakan bagian dari usaha mengurangi kemacetan. Menurut Decky, kasus kemacetan di Kota Tangerang sebagian besar disebabkan sistem jaringan jalan yang tidak ideal serta geometri jalan yang tidak baik. Jalan yang dibangun biasanya tegak lurus kemudian mendadak berbelok. Hal tersebut dapat menyebabkan kemacetan.
“Masalah kemacetan itu selalu ada di simpul-simpul. Karena itu kami berusaha menata simpang-simpang jalan dan seminimal mungkin melebarkan jalan. Biayanya kan mahal. Ada 42 titik kemacetan di Kota Tangerang. Di RPJMD yang sekarang, sekitar 24 titik akan coba ditata. Desain penataannya sudah kami siapkan,”ujar Decky. (irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post