TANGERANG, SN—Hingga Selasa (20/7) sore, Sebanyak 735 ekor sapi, 4 ekor kerbau, 1.437 ekor domba dan 373 ekor kambing dipotong usai Salat Idul Adha di wilayah Kabupaten Tangerang. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) setempat menilai berdasarkan tim pemantau kesehatan hewan kurban, daging sapi aman dikonsumsi masyarakat.
Kepala DPKP Kabupaten Tangerang, Aziz Gunawan mengatakan, hasil pemeriksaan hewan kurban di 202 titik lokasi pemotongan/ masjid pada hari Selasa (20/7), jumlah sapi yang dipotong 735 ekor, kerbau 4 ekor, domba 1.437 ekor, dan kambing 373 ekor. Lanjut Aziz, ada 106 tim pemantau kesehatan hewan kurban yang disebar ke 29 kecamatan. Kata dia, tim ini dikoordinir oleh 11 dokter hewan.
Aziz menegaskan, tim pemantau kesehatan hewan kurban masih terus melakukan pendataan hewan kurban yang dipotong hingga tanggal 23 Juli 2021. Kedepannya, dia berharap sarana untuk para petugas bisa lebih dilengkapi lagi.
“Untuk karkas (bagian tubuh dari sapi sehat yang telah disembelih secara halal sesuai aturan), alhamdulillah layak semua untuk dibagikan. Sedangkan jeroan hanya ditemukan cacing hati, itupun tidak banyak. Kalau dipresentasikan kecil sekali, kemungkinan hanya 0,01 persen,” ujar Aziz kepada Satelit News, Selasa (20/7) malam.
Lanjut Aziz, untuk hewan kurban yang ada di Kabupaten Tangerang, seperti sapi, kambing dan domba rata-rata dari Lampung, Boyolali, Banjarnegara, Garut, Cianjur, Bima, Bogor, serta Kupang. Menurut
“Kalau dari segi penjualan saja sudah turun. Data tahun kemarin 29 ribu ekor yang dijual, tahun ini hanya 23 ribu ekor. Berarti ada penurunan sekitar 20 sampai 23 persen,” jelasnya.
Terpisah, Asikin, pedagang sapi Bima menuturkan, untuk lebaran haji tahun ini pihaknya menyediakan sedikitnya 150 ekor sapi kurban. Kata dia, ratusan ekor hewan kurban yang disimpan di sebuah lahan kosong di kawasan Kawidaran, Kecamatan Cikupa, telah ludes terjual pada H-3 jelang lebaran.
“Alhamdulillah, sapi kurban asal Bima laris manis disini. Saya sediakan sekitar 150 ekor dan sudah habis terjual semua kemarin,” ungkap pria asal Bima-NTB ini kepada wartawan, belum lama ini.
Bahkan, kata dia, pada H-2 jelang lebaran haji para pembeli terus berdatangan ke kandangnya untuk memesan sapi kurban. Namun karena keterbatasan stok, ia terpaksa harus mencari sapi dari kandang lain milik rekannya guna memenuhi pesanan pelanggan.
“Para pembeli pada datang kesini untuk pesan sapi kurban, stok punya saya kan sudah laku semua, saya terpaksa ambil sapi dari kandang teman. Mayoritas pembeli berasal wilayah Tangerang hingga ke Serang Banten,” katanya.
Lebih jauh Asikin menjelaskan, sapi kurban yang didatangkan dari Bima-NTB melalui tol laut ini memang cukup diminati oleh warga Jabodetabek. Pembeli cukup merogoh kocek sebesar Rp18 jutaan sudah bisa membawa pulang satu ekor sapi dengan bobot antara 200 Kg hingga 250 Kg. Di samping harganya terjangkau, sapi Bima ini mempunyai daging cukup padat dan kandungan lemaknya sedikit.
“Beda jauh dengan sapi limosin, kelihatannya doang besar tapi dagingnya sedikit, kandungan lemaknya banyak dan tulangnya besar. Kalau sapi Bima tampak fisik kecil tapi dagingnya banyak dan tulangnya juga kecil,” pungkasnya. (aditya)