SATELITNEWS.ID, SETU—Sudah dua belas tahun Hesti Widyo Asih membangun bisnis cokelatnya. Berawal dari sekadar coba-coba dengan modal awal 500 ribu rupiah pada tahun 2009, kini Hesti sudah mampu meraup omzet puluhan juta per bulan hingga mampu mempekerjakan empat karyawan.
Melalui merek HeiChoko, warga Perumahan Batan Indah, Kelurahan Kademangan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan itu sekarang terus menjual berbagai produknya hingga berhasil menembus pasaran Jeddah, Arab Saudi.
Hesti Widyo Asih sudah lama berkecimpung di dunia bisnis. Sejak lulus dari Fakultas Biologi Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto, dia pernah menjajal berbagai jenis usaha. Wanita berusia 47 tahun itu sempat membuka jasa jahit pakaian, les private hingga jasa pembuatan kue.
Setelah memiliki banyak pengalaman, Hesti memilih berjualan cokelat. Bisnis tersebut terinspirasi dari kesukaan ketiga anaknya terhadap makanan maupun minuman yang identik dengan rasa manis itu.
Hesti memulai usaha cokelat dengan mengenalkan produknya kepada para tetangga. Dia kemudian membuka orderan pada hari raya Idul Fitri.
“Tahun 2009 itu saya mulai, berawal dari anak-anak yang suka cokelat dan kalau keluar selalu beli. Jadi saya berpikiran kenapa saya ngga bikin sendiri, terus belajar bikin sendiri terus coba kasih tetangga, eh pada suka. Setelah itu mulai jualan tawarin ke teman-teman terus setiap lebaran selalu ada yang order,”ujar Hesti Minggu, 18 Juli 2021 lalu.
Setelah bisnis rumahannya berjalan, Hesti mulai berupaya untuk memiliki legalitas untuk produk-produk buatannya. Legalitas itu, kata Hesti, dibutuhkan agar produk HeiChoko dapat diperluas penjualannya.
Pada tahun 2017, Hesti kemudian mengikuti berbagai komunitas-komunitas UMKM yang membuatnya mendapatkan banyak informasi. Salah satunya tentang pembuatan legalitas untuk sebuah produk.
Hingga 2018 dia mulai mendapatkan legalitas berupa Halal, Industri Rumah Tangga (IRT), Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk produknya. Hesti kemudian mulai ikut bazaar, pelatihan dan pameran.
Berbagai upaya itu membuahkan hasil. Bisnis HeiChoko terus berkembang. Omzetnya mencapai 10 juta rupiah per bulan. Saat ini, HeiChoko sudah memiliki reseller aktif sebanyak 15 orang. Hesti juga mampu mempekerjakan dua karyawan tetap serta dua karyawan freelance.
Menurut Hesti, usaha cokelat jauh lebih mudah dari menjahit dan yang lainnya. Apalagi jika dibandingkan dengan dunia fashion yang sudah dia jelajahi di waktu muda.
“Menurut saya kenapa saya lebih memilih cokelat, karena cokelat itu gampang mengerjakannya, mengedukasi karyawannya juga lebih mudah, akhirnya saya lebih jatuh cinta pada usaha cokelat walaupun tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti akan ada usaha lainnya,” lanjutnya.
Hesti lebih mengutamakan kualitas untuk produknya. Maka dari itu setiap ada keuntungan dari hasil penjualannya dia sisihkan untuk membeli peralatan dapur yang lebih baik dan mengembangkan produknya jauh lebih berkualitas lagi, baik itu dari segi rasa maupun segi pengemasan.
“Saya dulu mulai dari dapur dulu dibenahi dulu, harus bersih dan menambahkan alat-alat untuk produksi. Saya lebih mementingkan kualitas produk saya, jadi setiap lebaran nih kan panen raya tuh saya investasikan duit saya ke alat-alat produksi cokelat,”imbuhnya.
HeiChoko ini memiliki 13 varian rasa, yaitu original, Blueberry, Stroberi, Greentea, kacang, kurma, lemon, almon, kacang mede, kurma, kelor, jahe, dan torbangun. HeiChoko juga hadir dengan kemasan yang lucu dan bisa direquest rasa sesuai keinginan dengan harga yang sangat terjangkau dari kisaran Rp.10.000 per-barnya 28g. Sedangkan untuk kemasan bingkai yang berisi enam varian rasa kisaran harganya Rp. 65.000 Rupiah, dan untuk yang kemasan botol kecil kisaran harga Rp. 30.000 rupiah.
HeiChoko sudah tersedia di Instagram @hei_choko, Facebook Heiko Food, Web www.heichoko.com dan bisa langsung hubungi ownernya di 08567447128. (mg4)