SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG–Hidup normal dan berkecukupan, bahkan berlimpah harta, adalah dambaan setiap insan manusia yang hidup di dunia ini. Namun, tidak bagi Faturohman (12), warga Kampung Gunung Santri, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Sejak lahir, ia sudah diketahui ada tanda – tanda tak normal. Terutama dibagian kakinya, terbukti hingga kini ia tak bisa berdiri dan berjalan normal layaknya anak – anak seusianya. Bahkan, ia harus mengurung diri di kamar yang tampak kurang pencahayaan.
Disebuah rumah yang sangat sederhana, tepatnya di kamar kecil, wartawan satelitnews.id menemui Fatur (sapaan akrab Faturohman), sedang duduk sambil disuapi makan oleh pengasuhnya yang juga uwanya sendiri.
Ucapan salam yang diucapkan berkali – kali-pun tak kunjung dijawabnya, ternyata selain tak dapat berjalan, anak berbadan kurus ini tak dapat bicara atau berkomunikasi layaknya manusia normal. Sehingga, ia hanya melakukan bahasa isyarat ketika keinginannya diturut.
Senyum manis sesekali terlontar dari bibirnya, terlebih saat diberi minum susu yang dibawa oleh wartawan satelitnews.id, sambil terus berusaha membangun komunikasi dengan Fatur. Berbagai pertanyaan dan sapaan-pun dilontarkan. Namun lagi – lagi, tak ada jawaban apapun selain bahasa isyarat.
Pengasuh Fatur, Suanah (49) mengatakan, ia sudah ditinggal Ayah – Ibunya sejak kecil. Bahkan, beberapa hari lalu (3 hari), nenek kesayangannya-pun meninggal dunia karena sakit yang di deritanya. Makanya, sekarang ia sebagai kerabatnya, mengasuh menggantikan posisi neneknya.
“Ya, begitu pak. Kalau pengen apa – apa paling teriak, atau mukul – mukul dinding dan papan yang ada di dekatnya. Kondisinya begitu sejak lahir, kadang kita bingung, nggak ngerti dan nggak tahu kemauannya,” kata Suanah, Minggu (1/8/2021).
Katanya, Fatur sempat tinggal di Jakarta bersama Ayah – Ibunya. Namun, ketika orang tuanya meninggal, akhirnya diasuh dan tinggal bersama neneknya.
“Komunikasi yang paling mungkin dimengerti, menggunakan bahasa Indonesia, dan ia tidak banyak bertemu orang, jadi suka bingung dan marah kalau ada orang baru yang dilihatnya,” tambahnya.
Dikatakannya pula, untuk pencernaan atau makan, nggak ada masalah, malah kalau lagi benar – benar lapar, makannya lumayan lahap. Kalaupun dikasih makan atau minum yang tidak disukainya, paling dibuang atau dilempar.
“Kalau ada orang yang nggak disukainya mendekatinya, paling dipukul,” ujarnya.
Pihak pengasuh katanya lagi, saat ini kebingungan bagaimana caranya agar Fatur sembuh, bisa jalan, bisa bicara, dan bisa mengerti apa yang diucapkan orang lain. Karena, selama ini bukan tidak diobati, melainkan penanganan kesehatan tak memberikan dampak baik buat kondisinya.
“Sudah dibawa berobat kemana – mana, tapi hasilnya belum ada perubahan apa – apa sampai sekarang,” tandasnya lagi.
Suhandi (80), pengasuh lainnya yang juga ayah Suanah atau Kakek Fatur menyatakan, ia hanya ingin ada perkembangan membaik dari kesehatan dan kondisi Fatur. Karena, dengan kondisinya yang sekarang, ia kebingungan merawatnya.
“Paling tidak, dia bisa ngerti apa yang orang lain omongin gitu, itu saja saya mah maunya. Alhamdulillah, kalau bisa jalan dan bisa bicara (berkomunikasi,red) seperti biasanya,” harapnya.
Ia hanya bisa bersabar dan berusaha (nyareat), agar Fatur mendapat pertolongan, serta diberi kekuatan oleh Allah SWT. Sehingga, mendidiknya tidak terlalu sulit seperti sekarang ini. “Ini juga sedang bikin kursi, yang nantinya bisa jadi tempat bermain atau keluar kamar, lihat situasi diluar kamarnya,” pungkas Suhandi, seraya menyatakan, Ayahnya Fatur, Endang dan Ibunya, Sunnah.
“Mudah – mudahan, ada dermawan yang dapat membantunya untuk bias membuat Fatur lebih baik,” timpalnya. (mardiana)