SATELITNEWS.ID, SERANG—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten mengingatkan pelaku pelayaran mewaspadai gelombang tinggi di pesisir selatan Pulau Jawa yang berhadapan dengan Perairan Samudera Hindia.
“Kita sudah menyebarkan surat kewaspadaan kepada pelaku pelayaran, wisatawan dan nelayan guna mencegah terjadi kecelakaan laut,” kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten Nana Suryana, Senin (9/8/2021).
Pergerakan pelayaran kapal tongkang di pesisir selatan Pulau Jawa cukup tinggi. Mereka pelaku pelayaran kapal tongkang dari Pulau Sumatera mengangkut batu bara ke PT Cemendo Gemilang yang memproduksi semen Merah Putih di Pantai Bayah Kabupaten Lebak.
Peluang ketinggian gelombang selatan tiga sampai empat meter dan membahayakan bagi pelayaran kapal tongkang. Bahkan, kapal yang terdampar pekan lalu di Pantai Bayah belum dievakuasi.
Begitu juga wisatawan dilarang melakukan kegiatan berenang di sekitar pantai, termasuk nelayan tradisional yang menggunakan perahu kincang dapat menimbulkan kecelakaan laut.
“Kami minta pelaku pelayaran hingga nelayan tradisional sebaiknya tidak melaut sehubungan gelombang pesisir selatan cukup membahayakan, ” katanya menjelaskan.
Menurut dia, berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca pesisir selatan Pulau Jawa tidak bersahabat. Selain gelombang tinggi juga disertai angin kencang dengan bergerak dari arah selatan.
Mereka nelayan tradisional mulai Pantai Binuangeun, Suka Hujangeun, Pantai CIhara, Pantai Panggarangan, Pantai Bayah, Pantai Sawarna dan Pantai Pulau Manuk agar meningkatkan kewaspadaan tinggi gelombang hingga empat meter.
“Kami berharap semua pelaku pelayaran, wisata hingga nelayan dapat mematuhi peringatan kewaspadaan agar tidak menimbulkan kecelakaan laut,” ujarnya menjelaskan.
Sementara itu, sejumlah nelayan pesisir selatan Pulau Jawa mengaku bahwa mereka sejak sepekan terakhir ini tidak melaut akibat gelombang tinggi dan membahayakan pelayaran.
“Kami lebih baik memperbaiki alat tangkap yang rusak selama cuaca buruk melanda pesisir selatan itu, ” kata Sulaeman (55) nelayan TPI Binuangeun Lebak. (rus/bnn/gatot)