SATELITNEWS.ID, LEBAK—Selain memiliki sertifikat vaksin untuk masuk lokasi wisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak masih mewajibkan bagi pengunjung untuk melakukan tes GeNose. Alat pendeteksi lewat saluran napas tersebut diharapkan mampu memaksimalkan pencegahan Covid-19 di Bumi Multatuli.
Sebagaimana diketahui, per 25 Agustus 2021 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak telah kembali membuka seluruh destinasi wisata. Kebijakan tersebut seiring dengan adanya kelonggaran pada masa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2. Apalagi, status penyebaran Covid Kabupaten Lebak yang kini sudah menjadi daerah yang berada di zona kuning.
Kepala Disbudpar Lebak Imam Rismahayadin mengatakan, destinasi wisata dibuka dengan pembatasan jumlah kapasitas maksimal sebesar 25 persen. Selain itu, ada persyaratan lainnya harus dipenuhi oleh pengunjung yakni surat vaksin dan diwajibkan tetap harus melakukan tes GeNose.
“Wajib menunjukan sertifikat vaksin minimal dosis pertama dan tes GoNose. Jika tidak, maka pengunjung tidak boleh masuk wisata,” kata Imam saat dihubungi, Kamis (26/08/2021).
Alasan diwajibkannya pengunjung untuk menjalani testing Covid-19 dibeberapa destinasi wisata di Kabupaten Lebak dengan menggunakan alat GeNose. Menurut Imam, alat pendeteksi Covid-19 buatan Universitas Gajah Mada (UGM) itu bisa mencegah terjadinya penyebaran klaster baru di destinasi wisata.
“Ada enam destinasi unggulan di Kabupaten Lebak, yakni Pantai Sawarna, Bagedur, Museum Multatuli, Baduy, Pemandian air panas Tirta Lebak Buana, dan Gunung Luhur alias Negeri di Atas Awan, maka keenam lokasi wisata ini dipasang alat GeNose. Para pengunjung wajib menjalani tes Covid-19 melalui alat GeNose itu. Untuk pelaksanaannya dilakukan dengan random sampling yakni dengan memilih salah satu orang dari rombongan pengunjung, ” terang Imam.
“Saya berharap agar ketentuan testing Covid-19 dan sertifikat vaksin ini dapat mencegah adanya penyebaran Covid-19 di lingkungan wisata,” timpalnya.
Sementara Kepala Museum Multatuli, Ubay Ubaidillah Muchtar mengatakan, Museum Multatuli sendiri sudah kembali dibuka. Prokes menjadi ujung tombak dalam pencegahan virus yang disebut mematikan itu.
“Kita juga ada alat GeNose, dan akan kita gunakan. Namun alat ini memiliki sensitivitas yang cukup tinggi, sehingga perlu dipersiapkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk melakukan testing kepada para pengunjung,”pungkasnya.(mulyana)