SATELITNEWS.ID, TANGERANG–DPD PKS Kota Tangerang secara resmi mengumumkan tiga bakal calon kepala daerah (bacakada) pada pilkada serentak 2024 mendatang. Pengumuman tiga figur bacakada itu sekaligus untuk menunaikan janji mereka yang sudah menyebut akan merilis tiga nama untuk disodorkan kepada publik Kota Tangerang pada akhir Agustus ini.
Ketiga figur tersebut adalah Ketua MPD PKS Kota Tangerang yang juga anggota DPRD Banten Hilmi Fuad, Wakil Ketua III DPRD Kota Tangerang Tengku Iwan Jayasyahputra dan satu lagi tokoh perempuan PKS yang juga mantan anggota DPRD Banten, Tuti Elfita. Berdasarkan catatan, sebenarnya nama-nama bacakada di atas sudah sering disebut-sebut, namun baru kali ini dilaunching secara resmi.
Ketua DPD PKS Kota Tangerang, Arief Wibowo menyebut, penetapan tiga nama di atas sudah berdasarkan berbagai pertimbangan.
“Penjaringan nama-nama diawali bulan Mei melalui unit pembinaan anggota namanya. Dari situ terjaring aspirasi dapat beberapa nama,”ujar Arief Wibowo dalam jumpa pers, yang digelar di salah satu rumah makan di kawasan Moderland, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Sabtu (28/8/2021) siang.
Dari nama-nama tersebut kemudian mengerucut lagi menjadi tiga orang. “Lalu kita konsultasikan ke pimpinan wilayah, kita musyawarah, setelah disetujui lalu diperkuat lagi arahah dari pusat (DPP),”terangnya.
Arief menambahkan, DPP pun setuju untuk calon kepala daerah tidak perlu menunggu 2023 atau 2024.
Setelah itu pihaknya melakukan survei untuk mengetahui baseline awal seperti mengukur tingkat popularitas dan elektabitas dengan salah satu lembaga survei. “Survei kita laksanakan dari tanggal 27 Juli sampai dengan 10 Agustus 2021,” terangnya.
Sosialisasi itu ujarnya bakal mulai dilaksanakan pada awal September 2021 ini. Diharapkan dengan kemunculan PKS yang langsung mengumumkan nama bacakada bakal memotivasi partai lain untuk melakukan hal sama.
“Masyarakat harus mempunyai banyak pilihan calon pemimpin. Jangan itu lagi, itu lagi,” ungkapnya. Sebab bagaimana pun ujarnya, menjadi kewajiban parpol untuk melahirkan pemimpin baik di daerah maupun nasional.
“Jangan sampai parpol hanya menjadi broker saat pemilu karena tidak bisa memunculkan calon pemimpin,”terangnya. Ia mengungkapkan, kalau pun partai benar-benar tidak bisa mengusung calon sendiri harus bisa dipertanggungjawabkan alasannya kepada konstituennya. “Seperti 2018 lalu, kita tidak majukan calon karena kursi kita kurang. Lalu partai lain tidak mau diajak koalisi, hasilnya ya sudah mau tidak mau kita akhirnya mendukung kandidat yang ada,”ucapnya.
Hal lain yang membedakan sistem penjaringan di PKS kata Arief adalah bacakada PKS tidak mempunyai timses. Timses akan dilakukan akan dipegang oleh struktur. Ini ujarnya cukup efektif mengurangi friksi antar bacakada. “Jadi bacakada tinggal mengikuti,”terangnya. (made)