SATELITNEWS.ID, LEBAK—Pemerintah Kabupaten Lebak tidak punya sirine peringatan dini tsunami di kawasan pesisir. Padahal Lebak salah satu daerah yang kerap dilanda bencana gempa bumi dan berdampak jika terjadi gempa megathrust di selatan Jawa.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Febby Rizky Pratama mengatakan, Lebak hingga saat ini belum mendapat jatah pemasangan sirine di seluruh pesisir pantai. Pihaknya sudah mengajukan namun belum dipenuhi oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Ya, untuk mengantisipasi terjadi bencana tsunami, akan memanfaatkan speaker masjid sebagai peringatan dini,” kata Febby, Rabu (01/09/2021). “Tapi kita juga sudah berkomunikasi dengan ORARI (Organisasi Radio Amatir Indonesia) dan RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) untuk memanfaatkan speaker masjid di titik-titik terdampak ancaman tsunami, teknisnya mereka yang akan mengerjakan,” timpal Febby.
Katanya, rencana tersebut (pengeras masjid) juga sudah disampaikan kepada BMKG, dan diperbolehkan. Disisi lain dari segi biaya, menurut Febby pemanfaatan speaker masjid jauh lebih murah dibanding pengajuan sirine dari BMKG. “Sudah dihitung diperkirakan tidak sampai Rp 200 juta untuk memanfaatkan speaker- speaker masjid, sementara harga sirine kan miliiaran,” kata Febby.
Cara kerja speaker masjid saat ada peringatan tsunami, menurut Febby lagi juga serupa dengan sirene dari BMKG lantaran perintah awalnya berasal dari BMKG yang kemudian diinstruksikan peringatan dari pusat Early Warning System (EWS) yang ada di BPBD Lebak.
“Ketika ada peringatan tsunami dari BMKG, kita tekan tombol peringatan dari EWS pusat yang terhubung ke speaker masjid, kemudian speaker masjid akan berbunyi selayaknya sirine peringatan,” kata dia.
Sebagai persiapan gempa megathrust yang mungkin akan terjadi, Febby mengatakan, di Kabupaten Lebak sudah dilakukan mitigasi bencana dengan memasang rambu-rambu dan menyiapkan shelter buatan dan alami untuk evakuasi masyarakat.
“Dari sekitar 200 rambu-rambu sudah terpasang setengahnya, masih dikerjakan hingga saat ini, sementara shelter sudah ada di Kecamatan Wanasalam, Cihara, Panggarangan dan Bayah,” kata dia. “Dari pemetaan wilayah terdampak gempa megathrust di wilayah Lebak, ada enam kecamatan terdampak yakni Wanasalam, Malingping, Cihara, Panggarangan, Bayah dan Cilograng dengan sekitar 65 ribu kepala keluarga yang terdampak,” tambahnya.(mulyana)