SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG–Kasus stunting tahun 2021 di Kabupaten Pandeglang, diklaim mengalami penurunan drastis hingga 7,8 persen, dibanding dengan tahun 2020 lalu.
Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengatakan, penurunan kasus stunting itu menunjukan program yang dibuat oleh lintas terkait memberikan dampak signifikan.
“Hasil penimbangan bulan balita 2021, tercatat ada 13,4 persen atau 7.000 kasus. Jumlah itu ada penurunan 7,8 persen, dari jumlah 21,2 persen yang terjadi pada tahun 2020 lalu,” kata Irna, dalam sambutannya di acara rembug stunting, Rabu (8/9/2021).
Katanya, perlu intervensi semua pihak baik Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, maupun masyarakat. “Kami lakukan penanganan ibu hamil dari 1.000 hari pertama kehidupan, untuk itu ibu hamil akan terus kami pantau. Sehingga, anak lahir dalam kondisi sehat,” tegasnya.
Saat ini tambahnya, Pemkab Pandeglang sedang menyusun perencanaan untuk program tahun 2022. Hal ini kata Irna, supaya tidak terjadi lonjakan kasus stunting di Pandeglang.
“Semua OPD terlibat, membuat cros cutting program. Semua OPD juga, harus buat program percepatan penurunan kasus stunting,” tandasnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang, Raden Dewi Setiani menambahkan, penurunan kasus stunting butuh keterpaduan melalui intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif.
“Alhamdulillah, kasusnya menurun tiap tahun. Tahun 2018 menunjukan 39,5 persen, tahun 2019 sebanyak 34,1 persen, tahun 2020 sebanyak 21,2 persen, tahun 2021 menjadi 13,4 persen,” ujar Dewi.
Intervensi penurunan stunting ujarnya, dilakukan dengan 8 aksi diantaranya, aksi rembuk stunting. “Aksi rembuk stunting ini, akan sangat cepat mendorong percepatan penurunan kasus, sebab semua pihak terlibat, tidak hanya Dinas Kesehatan,” imbuhnya. (nipal)