SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Warga binaan korban kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang yang menjalani perawatan di RSU Kabupaten Tangerang tersisa tiga orang. Sebelumnya, diketahui terdapat 10 korban yang dirawat karena luka bakar.
Satu per satu pasien tersebut tak mampu bertahan karena luka bakar yang diderita dan kondisinya yang mengalami perburukan. Tujuh orang meninggal setelah dirawat yakni Hadiyanto Bin Ramli, Adam Maulana Bin Yusuf Hendra dan Timothy Jaya Bin Siswanto yang meninggal pada Kamis, (09/09/2021). Lalu warga binaan berinisial H meninggal pada Sabtu, (11/09/2021). Kemudian, T meninggal pada Minggu, (10/09/2021. Serta, I dan M meninggal pada Senin, (13/09/2021).
Kepala Instalasi Hukum Publikasi dan Informasi RSUD Kabupaten Tangerang Hilwani, mengatakan tiga warga binaan yang masih dirawat yakni bernisial N, JS, dan Y. Kondisi JS dan Y stabil sedangkan N tidak. “Tuan N ini pakai ventilator. Dia mengalami luka bakar 13 persen di bagian kepada dan muka,” ujarnya Selasa, (14/09/2021).
Hilwani mengungkapkan, kondisi N saat ini bisa dikatakan kritis. Meski luka bakar yang diderita hanya 13 persen, namun N mengalami trauma inhalasi. “Sebenarnya relatif stabil. Tapi dia trauma inhalasi yang berpotensi perburukan,” katanya. Untuk saat ini, N belum sadarkan diri. Dia juga belum dapat berkomunikasi dengan normal. Sehingga, harus diawasi. “Tuan N tidak bisa mandiri. Dia terpasang ventilator dan harus pakai oksigen setiap saat,” kata Hilwani.
Untuk pasien lainnya, JS dapat berkomunikasi dengan lancar dan mandiri. JS mengalami patah tulang kaki kiri lantaran lompat dari lantai dua lapas tersebut untuk menyelamatkan diri dari kebakaran. “JS stabil dia patah kaki kiri karena lompat dari lantai dua atau tiga mungkin itu tembok yang tinggi. Kita akan lakukan operasi,” katanya.
Sedangkan untuk pasien Y akan dilakukan operasi debidemant. Meski demikian saat ini kondisinya stabil. “Tekanan frekuensi normal. Y stabil setelah kita operasi debidemant dan akan kota lakukan operasi lagi. Dua pasien ini stabil mudah-mudahan bisa kembali ke lapas karena mereka mandiri. Tidak ada ketergantungan,” pungkasnya. (irfan)