MANUSIA sebagai makhluk istimewa dan sempurna, berbeda dengan makhluk-makhluk lainnya, manusia dianugerahi unsur-unsur immaterial yang lengkap, yaitu: ruh, akal, hati, dan nafs. Manusia hakikatnya adalah sebagai makhluk spiritual. Masing-masing unsur tersebut memiliki fungsi yang berbeda.
Ruh memiliki kecenderungan sifat yang suci, cenderung kepada kesejatian (hakikat) dan lebih dekat dengan illahiah, kecerdasan Spiritual. Akal berfungsi untuk berfikir, mengingat, menghitung, dan berlogika, ini yang digunakan untuk kecerdasan kognitif. Hati berfungsi untuk meyakini, mencintai, membenci, empati, dan hal-hal yang berhubungan dengan rasa, kecerdasan sosial. Sedangkan nafsu merupakan energi jiwa yang berpotensi pada kesenangan dan kemarahan (nafs al-ammarah). Naturalnya manusia mempunyai tarikan dua arah, antara kejahatan (fujur) dan ketakwaan. [QS. Asy Syam (91): 8]
Tarikan energi negatif (fujur) yang dapat menghancurkan diri, lingkungan, dan peradaban, yaitu “penyakit hati” yang menimbulkan sifat sangat buruk. Ada tiga sifat hati yang sangat berbahaya, dimana sifat hati tersebut selalu muncul dari masa ke masa.
Tiga penyakit hati tersebut akan membawa kepada kebinasaan diri dan pada gilirannya akan menghadirkan sifat-sifat tercela lainnya, yaitu: hasad (iri hati), riya (pamer), dan ujub (angkuh, sombong atau berbangga diri).
Dari ketiga penyakit hati tersebut yang memiliki dampak paling dahsyat adalah “hasad” atau dengki. Hasad adalah penyakit hati yang memiliki dampak luar biasa bagi kehidupan diri, lingkungan, masyarakat, bahkan peradaban itu sendiri. Betapa banyak perkelahian, percekcokan, perselisihan, perpecahan dan peperangan fisik dengan saling memfitnah, membunuh dan meniadakan, diakibatkan oleh munculnya sikap dengki.
Contoh kerugian yang dialami orang-orang memiliki iri dan dengki adalah kaum Yahudi pada zaman Nabi Muhammad SAW. Dalam Al Quran disebutkan tentang sikap sebagian ahli kitab terhadap Rasulullah Saw. “Ataukah mereka hasad (dengki) kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang telah Allah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan kitab dan hikmah kepada keluarga Ibrahim dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar” (QS An-Nisa [4]: 54).
Demikian juga Rasulullah Saw menyebut dengan tegas agar siapapun menghindari penyakit hati ini: Artinya: ”Jauhkanlah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar.” (HR. Abu Dawud).
Hasad adalah kejahatan hati tersembunyi yang dapat membahayakan manusia. Allah menyampaikan pesan untuk manusia meminta perlindungan Allah darinya: “Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki” [Q.S. Al-Falaq (113): 5]
Hasad atau dengki adalah menginginkan nikmat yang dimiliki orang lain dan menghendaki nikmat tersebut berpindah kepada dirinya. Hasad berawal dari sikap tidak menerima nikmat yang diberikan Allah kepadanya, karena ia melihat orang lain diberi nikmat yang dianggap lebih besar. Hasad pun bisa timbul bila seseorang menganggap dirinya lebih berhak mendapatkan nikmat dibanding orang lain. Pada hakikatnya, penyakit ini mengakibatkan si penderita tidak rela atas qadha’ dan qadar Allah. Sebagaimana perkataan Ibnul Qayyim ra: “Sesungguhnya hakikat hasad adalah bagian dari sikap menentang Allah karena ia (membuat si penderita) benci kepada nikmat Allah atas hamba-Nya; padahal Allah menginginkan nikmat tersebut untuknya. Hasad juga membuatnya senang dengan hilangnya nikmat tersebut dari saudaranya, padahal Allah benci jika nikmat itu hilang dari saudaranya. Jadi, hasad itu hakikatnya menentang qadha’ dan qadar Allah”. (Al-Fawa’id, hal. 157).
Dampak hasad sungguh luar biasa. Hadis yang diriwayatkan Abu Dawud tersebut menyebutkan bahwa hasad bisa menghancurkan seluruh catatan amal saleh. Hasad pun bisa menimbulkan kebencian, sehingga ia sulit berbuat kebaikan pada orang yang ia dengki. Pada saat yang sama ia pun akan sulit menerima kebaikan yang diberikan orang itu. Orang yang didengki akan dianggap salah, walaupun yang dilakukan adalah jelas kebenarannya. Pendengki akan terus menerus menghembuskan ketidaksukaannya.
Orang yang hasad akan sangat lelah. Sebab ia tidak pernah puas dengan nikmat yang telah Allah karuniakan. Pikiran dan hatinya menjadi tumpul karena selalu memikirkan dan cemburu atas kenikmatan orang lain. Bila hasadnya memuncak akan mendorongnya untuk berbuat apapun dengan menghilangkan kenikmatan orang lain, termasuk mencuri, memfitnah, mengadu domba, menyebar kebencian kepada yang didengkinya bahkan membunuhnya. Dampak terpaling besar adalah hancurnya tali persaudaraan dan tumbuh suburnya kebencian.
Ukhuwah yang sudah terbangun lama bisa hancur karena fitnah, menyebarkan kebencian, adu domba yang dilakukan si pendengki. Dan biasanya dengki itu yang semisal. Para artis dengan artis, siswa dengan siswa, penjabat dengan pejabat, politisi dengan politisi, majelis ta’lim dengan majlis ta’lim, dan yang sangat bahaya adalah sesama ustad atau aktivis dakwah. Karena dampaknya akan lebih besar, akan mengorbankan ummat dan hancurnya jalan dakwah.
Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa hasad atau dengki memang betul-betul musuh orang-orang beriman, dan salah satu obat yang dapat menetralisirnya adalah memperbanyak syukur atas nikmat yang kita peroleh, sekecil apapun, untuk menjaga keseimbangan hidup.
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Dan bagi perempuan ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh Allah Maha Mengetahui segala sesuatu’. [QS. An Nisa (4):32]
Hal lain yang perlu kita lakukan agar terhindar dari sifat dengki adalah berdoa kepada Allah untuk dijauhi dari sifat tersebut, bahkan jangan sampai hasad kepada orang-orang mu’min.
“Ya Allah Ya Tuhan Kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Allah, sungguh, Engkau Maha Penyantun Maha Penyayang” [QS. Al Hasyr(59): 10].
Senantiasa Memelihara Sifat Rendah Hati
Hal lain yang bisa dilakukan agar terhindar dari sifat dengki adalah selalu merasa cukup (qanaah). Qanaah adalah salah satu cara menghindari sifat dengki. Bukan hanya itu saja, sikap rendah hati juga akan membuat seseorang lebih sadar bahwa masih ada banyak orang di luar sana yang tak seberuntung dirinya. Bahkan ada juga yang berdoa mengharapkan posisi kita saat ini.
Maka dari itu, selalu bersyukur apapun yang telah kita punya dan apapun yang akan terjadi pada diri kita. Karena memang hal tersebut adalah suatu hal yang terbaik dari Allah. Ia penulis skenario terbaik dan mengetahui apa yang lebih baik untuk hambanya. [QS. Ibrahim (14):7]
Selalu Berprasangka Baik Kepada Orang Lain
Allah berpesan agar senantiasa bisa berbaik sangka kepda saudara muslim. Ini terkadang menjadi hal yang sulit. Terkadang kita masih suka iri dengan kebaikan yang seseorang lakukan. Ini juga yang akan memunculkan sikap iri, dengki, atau hasad. (QS. Al Hujarat (49): 12]. Wallahu a’lam. (*)
*Staff Pengajar SMA GIS 2 Serpong/Owner Syahmi Ceter
Diskusi tentang ini post