SATELITNEWS.ID, PASAR KEMIS—Upaya antisipasi penyebaran virus corona atau Covid 19 dilakukan pemerintah hingga hingga pihak swasta. Salah satunya dilaksanakan PT Bosung di Desa Pasar Kemis, Kecamatan Pasar Kemis Kabupaten Tangerang. Perusahaan tersebut memeriksa ribuan karyawannya menggunakan alat detektor pemeriksa tubuh atau thermal scanner, Senin (9/3).
“Ada ribuan karyawan di sini. Sebagai bentuk antisipasi kami melakukan pemeriksaan suhu tubuh para pegawai menggunakan alat detektor suhu tubuh atau thermal scanner, ” kata Jarwanto kepada Satelit News, Senin (9/3).
Jirwanto menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan hanya bersifat mewaspadai dan sebagai bentuk pencegahan terhadap virus Corona. Pasalnya, virus berbahaya ini sudah menyebar di beberapa negara termasuk Indonesia, yang warganya positif terjangkit virus ini.
Salah satu pegawai PT Bosung Muhammad Wahyu menambahkan, dirinya merasa senang jika pabrik peduli terhadap karyawannya. Dia mengatakan, walaupun dikatakan bahwa Indonesia aman dari corona, tetapi antisipasi harus tetap dilakukan. Pasalnya, aktivitas perusahaan selalu berhubungan dengan negara-negara luar.
“Mudah-mudahan tidak ada yang terinfeksi. Tetap kita harus selalu waspada, karena kan namanya pabrik, swlalu impor atau ekspor, selalu berhubungan dengan negara-negara luar, ” katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmidzi mengatakan, pemeriksaan suhu tubuh menggunakan Thermal Scanner sudah sangat efektif. Kata Tarmidzi, namun alat tersebut hanya bisa mendeteksi suhu bukan untuk mengobati.
” Untuk ukur suhu masih efektif. Namun, cuma deteksi suhu saja, ” katanya.
Lanjutnya, alat detektor suhu tersebut juga sudah banyak dipakai oleh RS dan Mal yang ada di Kabupaten Tangerang. Pasalnya, memang sangat efektif untuk mendeteksi suhu.
“Waktu Persita main juga dipakai, banyak yang menggunakan, tentunya di RS, dan Mal-mal yang ada di Kabupaten Tangerang, ” tambahnya.
Dari Jakarta, Pemerintah mengumumkan jumlah pasien virus corona di Indonesia naik drastis dalam kurun waktu sehari. Pemerintah menyatakan ada tambahan 13 pasien yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Sehingga, total pasien yang positif virus coronadi Indonesia jadi 19 orang.
“Sehingga hari ini kasus yang terkonfirmasi positif 19 orang. Ini yang kami rilis kasus 1 sampai 6 kemarin, hari ini saya sampaikan kasus 7 sampai 19,” kata Juru Bicara COVID-19 Untuk Pemerintah Achmad Yurianto, Senin (19/3).
Yurianto mengungkapkan, kasus nomor 07 merupakan perempuan berusia 59 tahun. Kondisinya tampak sakit ringan sedang dan stabil. Menurut Yuri, pasien kasus 07 baru kembali dari luar negeri dan beberapa saat menunjukkan gejala seperti kemudian dilakukan pemeriksaan PCR.
“Hasilnya positif kasus 07,” tutur Yuri.
Selanjutnya pasien kasus 08, laki-laki berusia 56 tahun. Pasien ini, kata Yuri, tertular dari pasien kasus 07.
“Karena memang suami istri. kondisinya sekarang menggunakan beberapa peralatan infus, oksigen, karena sebelumnya kontak dengan 07, sudah sakit duluan, tapi bukan Covid-19, sakit karena diare dan ditambah riwayat diabetes,” tutur Yuri.
Yurianto menegaskan masyarakat diminta untuk tenang karena penyakit ini tidak seperti di Wuhan, Tiongkok. Tidak ada pasien yang menggunakan oksigen dan infus.
“Gejala klinis yang kami dapatkan pada mereka yang tanpa penyakit kronis mendahului, tidak demam, tidak batuk. Artinya secara keseluruhan tampak sebagai pasien ringan, tidak sakit berat,” paparnya.
Namun, ada beberapa pasien yang dipasang infus dan oksigen karena memang ada penyakit kronis yang mendahului. Berdasarkan hasil lab kemarin siang, kata dia, hasil itu merupakan pemeriksaan beberapa hari lalu yang menggunakan PCR yang kemudian dikonfirmasi dengan Genome Squenzing.
“Maka hari ini ada beberapa lagi kasus positif yang kami dapatkan,” katanya.
Selain 19 pasien di Indonesia, sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri ikut tertular virus COVID-19. Mereka adalah WNI yang berada di kapal pesiar Diamond Princess, WNI di Singapura, WNI di Taiwan, dan baru-baru ini WNI di Australia.
Kemarin, kabar baik disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri RI. Setidaknya 6 WNI di Jepang dan 1 WNI di Singapura sudah dinyatakan sembuh.
Data yang dimiliki Kementerian Luar Negeri RI, ada 13 WNI di luar negeri yang dinyatakan positif COVID-19. Sebanyak 9 WNI di Jepang yang merupakan ABK kapal pesiar Diamond Princess, 3 WNI di Singapura, dan 1 WNI di Taiwan.
“Untuk WNI ABK kapal pesiar Diamond Princess yang sakit di Jepang, (dua orang sudah pulang). Satu orang sudah sembuh dan pulang ke tanah air dengan Garuda (ikut dengan rombongan yang dipulangkan) dan 1 lainnya juga pulang secara mandiri,” kata Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, Senin (9/3).
4 WNI lainnya di Jepang yang sudah sehat juga akan diatur kepulangannya. Selain itu, juga secara mandiri. Sehingga total sudah ada 6 ABK WNI yang sudah sembuh atau dinyatakan sehat. Di sisi lain, 1 WNI di Singapura yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) juga sudah dinyatakan sehat. Dan, saat ini masih tetap berada di Singapura.
“Lalu ada 2 lainnya dalam perawatan (di Singapura) dan kondisinya stabil. 1 WNI di Taiwan juga dalam kondisi stabil,” pungkas Teuku Faizasyah.
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten menambah rumah sakit rujukan bagi pasien virus Corona (COVID-19). Total rumah sakit rujukan jadi enam rumah sakit.
Keenam rumah sakit itu ialah RS Drajat Prawiranegara, RSUD Cilegon, RSUD Kota Tangerang, RSUD Banten, dan RSUD Balaraja. Sebelumnya, hanya ada dua rumah sakit rujukan di Banten untuk pasien terpapar Corona. Meski demikian, Dinkes Banten masih menunggu persetujuan dari kepala daerah tiap rumah sakit untuk ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan.
“Tadi saya tunjuk (rumah sakit) Kota Tangerang karena Tangerang belum, Cilegon, kemudian RSUD Banten, bahkan ditambah lagi Balaraja, jadi kita ruang isolasi ini bertambah. Jadi ditambah 4 jadi 6 termasuk Cilegon, itu dilihat dari kesiapan,” kata Kepala Dinkes Banten Ati Pramudji Astuti, Senin (9/3).
Penambahan itu, lanjut Ati, dilakukan mengingat makin bertambahnya orang dalam pengawasan terkait COVID-19. Selain itu, rumah sakit di Jakarta selalu penuh karena semakin bertambahnya orang dalam pengawasan.
“Karena status orang dalam pengawasan itu semakin bertambah dan ketiga rumah sakit itu selalu penuh ruang isolasi jadi kami diperintahkan untuk menginventarisir oleh kementerian kira-kira rumah sakit mana lagi,” ujarnya. (alfian/rid/jpg/gatot)
Diskusi tentang ini post