satelitnews.com, PANONGAN —Rombongan peziarah asal Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang mengelami kecelakaan di Tol Cipularang KM 100, Senin (16/12) lalu. Satu orang tewas dan 7 lainnya luka-luka akibat kecelakaan yang disebabkan sopir ugal-ugalan tersebut.
Ketua rombongan ziarah KH Aspuri kecelakaan itu bermula ketika bus yang dia tumpangi hendak menyalip salah satu mobil truk. Namun ternyata di sebelah kiri ada mobil puso yang sedang mogok. “Akhirnya ditabrak oleh bus yang kami naiki, “ kata Aspuri di kediamannya, Rabu (18/12).
Korban yang mengalami lukaluka merupakan warga Kampung Korelet, Desa Ranca Kelapa, Kecamatan Panongan. Menurut Aspuri, ada 7 orang jemaahnya yang mengalami luka-luka karena terkena serpihan kaca. Sementara yang meninggal dunia merupakan kernet bus bernama Mahyudi.
Menurut Aspuri, kernet meninggal ketika dibawa ke salah satu RS di Jawa Barat. Korban diduga meninggal karena kehabisan darah karena kakinya hilang dan banyak luka di bagian badannya. “Dari rombongan ada 7 orang termasuk saya sendiri, yang lain kena serpihan kaca sampai banyak darah yang berceceran, kalau saya mengalami pergeseran tulang di bagian pergelangan tangan kiri. Sementara kernetnya meninggal di RS, dia mengalami luka parah, kakinya sampai putus, “ ujarnya.
Aspuri menceritakan, setelah kejadian laka-lantas, rombongannya sempat terlantar selama 3 jam menunggu ambulans dan menunggu pergantian bus dari PT Eagle High yang tidak kunjung tiba. Dia beserta rombongan harus rela hujan-hujannya menunggu bantuan datang.
Menurut Aspuri, sebelum terjadinya kecelakaan, sang sopir yang bernama Sukur sudah ugalugalan membawa busnya. Bahkan, saat menyetir sempat jogetjoget sambil mendengar musik. Aspuri mengaku kesal dengan tingkah laku sang sopir yang seakan-akan jago mengendarai bus. Dia pun sempat memarahi sang sopir namun tidak dihiraukan.
“Sopirnya dari travel Eagle High juga ugal-ugalan, jadi pas setel lagu. Sempat saya marahi, saya bilang pak sopir jangan seperti itu, kita ini sedang membawa rombongan, ini menyangkut nyawa orang jangan disepelekan. Namun sopirnya tidak menghiraukan,“terangnya.
Aspuri berharap, pihak travel bertanggung jawab atas kecelakaan lalulintas yang menimpa rombongan ziarahnya. Menurutnya, minimal mengganti biaya pengobatan para korban. Dia juga mengaku sudah kapok menggunakan jasa travel tersebut. “Saya kapok pakai travel itu lagi. Ini pertama kali saya pakai jasanya, nanti-nanti nggak bakal lagi saya pakai itu. Harapannya pihak travel bertanggung jawab atas kecelakaan ini, “ harapnya.
Abdul Muhi, salah satu keluarga sopir bus travel mengatakan, jika saja sang kernet tidak tertidur, kecelakaan maut tak akan terjadi. Dia juga berharap pihak perusahaan travel bertanggung jawab atas kecelakaan lalulintas tersebut.
“Sebenarnya kalau saja si kernet tidak tidur, mungkin kecelakaan itu tidak akan terjadi, karena ketika sopir ingin belok kekiri bisa diberi tahu oleh kernet, kalau ada mobil berhenti. Namun lagilagi ini musibah siapa yang tahu. Kami juga berharap pihak travel PT Eagle High bisa memberikan kompensasi terhadap korban luka-luka dan yang meninggal, “ harapnya. (alfian/gatot)
Diskusi tentang ini post