SATELITNEWS.ID, RANGKASBITUNG—Wabah virus corona mulai memukul dunia industri di Provinsi Banten. Gara-gara virus tersebut, pabrik sepatu PT Balaraja Sembada terpaksa merumahkan ratusan karyawannya akibat tak mendapatkan pasokan bahan baku yang berasal dari China.
Perusahaan tersebut beroperasi di Desa Mekarsari, Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak. Pabrik yang berada di ruas Jalan Cikande – Rangkasbitung itu merupakan perusahaan produsen upper (bagian atas-red) sepatu dan sandal merek Homyped.
Factory Manager PT Balaraja Sembada, Khotib menjelaskan kebijakan merumahkan ratusan karyawan dilaksanakan karena ketidaktersediaan bahan baku produksi sebagai dampak dari mewabahnya virus Corona (Covid-19). Dia menjelaskan bahan baku yang digunakan homyped itu sepenuhnya dikirim dari China.
“Karena bahan bakunya tidak ada ya mau gimana, jelas kami tidak ada order. Maka kita ambil kebijakan untuk merumahkan ratusan karyawan,” kata Khotib saat dihubungi wartawan melalui telepon selulernya, kemarin.
Khotib menyebut, karyawan yang dirumahkan sekitar hampir 300 orang lebih. Ratusan karyawan tersebut mengisi 12 line yang tiap line terdiri dari 34 orang karyawan. Dari 12 line, kini hanya tersisa 3 line.
“Kami juga terpaksa merumahkan ratusan karyawan. Mereka orang Lebak,” terangnya.
Khotib menjelaskan, kelangkan bahan baku berlangsung sejak satu pekan terakhir. Pabrik, kata Khotib, mengurangi produksi.
“Tetap produksi karena masih ada 3 line dengan rata-rata produksi per hari sekitar 1.500. Kami juga enggak tahu ini (Produksi) berjalan sampai kapan Homyped akan kirim ke sini,” ucap Khotib.
Khotib berharap dengan adanya kabar ratusan warga Lebak yang dirumah untuk ditanggapi secara cermat. Sebab, kebijakan ini diambil bukan tanpa alasan melainkan akibat tidak ada bahan baku pasca merebahnya virus Corona.
“Ya mudahan warga Lebak paham dan tidak berpikir secara negatif. Ini kan penyebabnya bukan persoalan keuangan melainkan dampak virus Corona. Kalau lancar, kemungkinan bisa ditarik kembali,” tandasnya.
Ketua DPRD Lebak Dindin Nurohmat mengatakan tidak mempersoalkan langkah perusahaan yang merumahkan karyawan karena tidak ada bahan baku untuk produksi.
“Selama tidak saling dirugikan kenapa tidak. Sebab, jelas saat ini barang dari China untuk sementara waktu disetop. Mungkin salahsatunya perusahaan tersebut. Akan tetapi kita juga akan mengecek ke lokasi untuk memastikan bahwa alasan tersebut benar,” katanya.
Masih terkait corona di Banten, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang kemarin merujuk satu pasien dengan pengawasan (PDP) ke RS Persahabatan. Pasien yang diketahui berjenis kelamin laki – laki kini masuk dalam pengawasan. Direktur Utama RSUD Henny Herina membenarkan kabar tersebut. hingga saat ini, pihaknya pun masih terus memonitoring keadaan pasien.
“Memang benar pasien itu dalam positif dalam pengawasan. Dia statusnya masih pengawasan dan sudah kita rujuk ke RS persahabatan untuk ditinjaklanjuti pemulihannya,” kata Direktur Utama RSUD Henny Herina, kemarin.
Henny juga enggan berkomentar lebih banyak terkait kepastian wabah virus Corona yang menjangkit pasien tersebut. Identitasnya pun ditutup rapat – rapat. Dia menegaskan hingga kemarin hanya ada 1 pasien saja yang masuk dalam daftar pengawasan.
“Saya tidak berhak memeberitahu identitas pasien. Tapi yang pasti hanya ada 1 pasien saja yang masih dalam daftar pengawasan. Dan mudah – mudahan tidak terjadi lagi,” kata dia.
Dari video yang diperoleh Satelit News pasien tersebut nampak dikeluarkan oleh sejumlah petugas dengan pakaian lengkap dari Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kota Tangerang. Pasien tersebut kemudian dimasukkan ke dalam mobil ambulance dalam keadaan terbungkus. (mulyana/irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post