SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Memperingati Hari Santri Nasional, Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang Minggu (31/10/21) sore menggelar Seminar Nasional dan Diskusi Kebangsaan dengan bertemakan “Membangun Karakter Kebangsaan Menghadapi Ancaman Ideologi Transnasional”. Bertempat di Auditorium STISNU Nusantara Tangerang, Jalan Perintis Kemerdekaan II, RT 007/RW 002, Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang diisi oleh sejumlah tokoh nasional baik secara daring maupun luring.
Tokoh yang hadir secara luring di antaranya, Direktur Pencegahan pada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Brigadir Jenderal (Brigjen) Polisi R Ahmad Nurwahid serta Direktur Alvara Hasanudin Ali, sementara secara daring pemateri diisi oleh Zuhairi Misrawi Penulis dan Intelektual NU serta tokoh Katholik Romo Antonius Benny Susatyo. Selain itu, hadir Ketua STISNU Nusantara Tangerang Muhamad Qustulani, anggota DPRD Kota Tangerang yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan Kota, Andri S Permana.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah hadir sekaligus membuka secara resmi acara seminar diadakan guna memperluas wawasan berbangsa dan bernegara yang baik dengan menjunjung tinggi Pancasila.
“Kita sepakat bahwa ideologi bangsa hanya untuk Pancasila dan Pancasila inilah yang telah mewujudkan kita untuk bisa saling menghargai dan saling menghormati hidup berdampingan bersama – sama” ucap Arief. Lebih lanjut, Arief menuturkan bahwa melalui seminar ini, dapat menjaga kedamaian yang sudah dinikmati oleh semua warga masyarakat Kota Tangerang.
“Mudah – mudahan masyarakat Kota Tangerang bisa terus waspada karena begitu banyak kepentingan – kepentingan lain yang tidak menginginkan kita semua bisa kondusif, bukan saja perekonomian tapi juga aktivitas sosial budaya masyarakat ini juga harus kita jaga dan jalin
bersama,”
“Maka nilai – nilai Bhinneka Tunggal Ika itu sudah dirumuskan untuk menjadi pedoman kita untuk berbangsa dan bertanah air melalui Ideologi Pancasila,” tuturnya. Di akhir kesempatannya, Arief berharap dengan mempelajari segala bentuk – bentuk intrik kepentingan dalam berbangsa dan bernegara ideologi Pancasila tetap kokoh berdiri mempersatukan kita semua.
Ketua STISNU Nusantara Muhamad Qustulani menyatakan, STISNU Nusantara berkomitmen sejak awal mendirikan kampus tersebut untuk setia mengawal NKRI. “Sebagaimana diamanatkan oleh Abah KH Edi Junaedi Nawawi (mantan Ketua MUI Kota Tangerang) harus ada mata kuliah yang isinya nilai-nilai kebangsaan,” terangnya.
Selain itu, ujarnya kegiatan ini tidak lepas dari penelitian yang dilakukan pihaknya pada 2018 lalu bahwa ada pemahaman yang berubah dari pelajar di Kota Tangerang yang dinilai mengkhawatirkan bahwa mereka terpengaruh oleh cara berpikir tertentu. “Contohnya seperti penerapan syariat Islam dalam sebuah undang-undang. Kita survei ternyata banyak yang setuju, karena mereka tidak tahu,” terangnya. Karena itu, ujarnya kegiatan ini harusnya digelar beberapa waktu lalu. Namun oleh karena pandemi baru bisa terlaksana sekarang.
Sementara, Brigjen Pol R Ahmad Nurwahid dalam pemaparannya mengatakan, berbicara pembangunan karakter bangsa dalam rangka mengantisipasi merebaknya ideologi transnasional, maka berarti berbicara radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama. “Akar radikalisme dan terorisme mengatasnamakan agama, akarnya ideologi. Jadi bisa dikatakan teroris pasti berpaham radikal. Meski pun tidak semua paham radikal menjadi teroris. Terorisme itu aksinya, tindakannya, perbuatannya dan radikalisme itu paham yang menjiwainya,” ujarnya.
Selain itu, katanya terorisme dipastikan bersikap intoleran dan ekslusif. “Ekslusif terhadap perubahan dan inteloran terhadap keragamanan perbedaan yang menjadi sunatullah. Dan ini ideologi transnasional otomatis menjadi fitnah dalam agama. Meski pun sering saya katakan bahwa semua tindakan, aksi, perbuatan dan progranda terorisme tidak ada kaitannya dengan agama apa pun, karena pada dasarnya tidak ada agama apa pun yang membenarkan aksi terorisme,” jelasnya. (made)
Diskusi tentang ini post