“Pekerjaan Puskesmas Bojong dilaksanakan CV. Bulan Sabit, tidak berbanding lurus dengan anggaran yang dikeluarkan. Karena pada faktanya, selain pelaksanaan lambat, hasil pembangunannya amburadul dan bahkan kanopinya roboh,” teriak Sela dalam orasinya, Senin (23/12).
Menurut wanita berkerudung dan berkacamata ini, dari fakta yang ada patut diduga ada permainan terselubung antara pihak kontraktor pelaksana dengan pihak Dinkes Pandeglang. Sebab, bukannya segera diputus kontrak atas insiden robohnya kanopi dan lambat pengerjaan, malah diberikan tambahan waktu.
“Ada apa ini ? Sudah tau kualitasnya buruk, eh malah dipertahankan dengan menambah waktu pengerjaan. Jagan-jangan kami menduga pihak Dinkes dengan pengusaha kongkalingkong mencari keuntungan besar dari anggaran itu,” teriaknya lagi hingga suaranya serak.
Maka dari itulah tambah dia, pihaknya menuntut kepada para penegak hukum agar segera turun tangan melakukan pemeriksaan terhadap semua pihak yang terlibat dalam pembangunan Puskesmas Bojong.
“Kedoliman tak boleh dibiarkan, harus ditindak tegas. Maka dari itu kami minta aparat penegak hukum segera turun tangan, jangan pura-pura buta dan tuli. Karena kami yang dirugikan atas kebiadaban mereka,” tandasnya.
Senada, orator lainnya, Fahru mendesak agar pembangunan itu seluruh kontruksinya diaudit, karena diduga bukan hanya kanopi yang spesifikasinya dikurangi, akan tetapi seluruh kontruksi dikurangi. “Kami minta semua pihak terkait turun tangan melakukan audit terhadap pembangunan Puskesmas Bojong, karena dengan robohnya coran kanopi telah membuktikan adanya pengurangan spesifikasi kontruksi,” jelasnya.
Dia juga meminta, agar Komisi IV DPRD Pandeglang kembali melakukan penelurusan atas insiden tersebut. “Komisi IV jangan berhenti sampai disini, akan tetapi harus terus lanjut mengawal kasus Puskesmas Bojong,” pintanya sambil teriak tindak segera.
Selain itu dia juga mendesak Bupati Pandeglang Irna Narulita agar mendindak tegas seluruh jajarannya di Dinkes yang diduga kongkalinglong dengan kontraktor pelaksana. “Semua pihak harus bertanggungjawab jika kedepannya terjadi kegagalan kontruksi bangunan yang membahayakan masyarakat. Kami minta Bupati harus turun tangan menindak tegas para oknum Dinkes,” pungkasnya.
Sementara, saat ditemui di kantornya Kepala Dinkes Pandeglang sedang tidak ada.
Diberitakan sebelumnya, lambatnya pelaksanaan pekerjaan dan robohnya kanopi pembangunan gedung Puskesmas Bojong, menjadi perhatian Komisi IV DPRD Pandeglang. Akhirnya, komisi yang salah satunya membidangi kesehatan ini, memanggil para pihak terkait seperti, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Kontraktor Pelaksana, Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
Dalam hearingnya, Komisi IV DPRD Pandeglang menilai, dalam pelaksanaan pembangunan gedung itu banyak ketidakjujuran. Dilakukannya pemanggilan kelima pihak itu, berawal adanya laporan pekerjaan yang dikerjakan oleh CV Bulan Sabit, dengan besaran anggaran sekitar Rp 3,3 Miliar dari Anggaran Alokasi Khusus (DAK) Reguler itu.
Seharusnya pekerjaan itu dapat diselesaikan pada 6 Desember 2019 lalu, tapi hal itu tidak bisa dilaksanakan. Bahkan, kanopi pembangunan gedung itu ambruk. Sehingga, membuat Komisi IV DPRD Pandeglang kecewa.
PPK Dinkes Pandeglang, Yayan tidak menyangkal, dalam pelaksanaan pembangunan gedung Puskesmas itu dari awal ada beberapa kendala. Akan tetapi ia mengklaim, sudah menegur kontraktor pelaksananya.
“Ada beberapa kendala dari awal, kami sudah menegur kontraktornya. Masa kerjanya itu 150 hari kalender, pekerjaannya melawati kontrak. Tapi ada penambahan waktu sesuai aturan.Kami juga berharap, pekerjaan diselesaikan tepat waktu,” kata Yayan, Rabu (11/12).
Sementara, Konsultan Pengawas, Dedi menyebutkan, terjadinya roboh kanopi bangunan itu diakibatkan banyaknya pekerja yang mengijak kanopi tersebut. “Pada saat kejadian, kanopi roboh (28 November 2019 lalu). Karena dikejar waktu dan pada saat pengerjaan banyak orang. Jadi penyebabnya beban angin, dan bisa dibilang kelebihan beban,” kilahnya. (nipal/mardiana)
Diskusi tentang ini post