SATELITNEWS. ID, CIPUTAT—Kota Tangerang Selatan (Tangsel) hingga kini masih terganjal di level dua PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Penyebabnya bukan lagi rendahnya vaksinasi bagi lanjut usia (Lansia) tapi karena masuk wilayah aglomerasi dari DKI Jakarta.
Tangsel masuk PPKM Level 2 sesuai dengan Inmendagri 63 Tahun 2021. Teknis penerapan ini dilakukan sama dengan PPKM sebelumnya di Kota Tangsel.
Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie menjelaskan saat ini Kota Tangsel sebenarnya sudah memiliki seluruh indikator untuk menurunkan level PPKM menjadi level satu. Namun dikarenakan adanya aglomerasi, maka penerapan level dua masih diberlakukan.
Dengan ditandainya penerapan level dua ini, maka untuk seminggu ke depan paling tidak kita akan memberlakukan level 2 di Kota Tangsel. ”Intinya strateginya pengetatan. Ini berlaku juga di tanggal 24 mendatang hingga 2 Januari 2022,” ujarnya.
Dia menambahkan pada saat perayaan Nataru, Tangsel akan menerapkan level tiga yang nantinya akan diterbitkan melalui surat edaran khusus. Isinya antara lain tempat wisata semua tutup, meliputi Taman Kota Satu dan Dua, Tandon dan seterusnya yang milik pemerintah.
Selain itu untuk pengaturan kegiatan di pernikahan akan dibatasi dulu hingga 25 persen, rumah makan, yang makan di tempat itu sekitar 50 persen. Kemudian tidak ada kerumunan di jalan, kembang api juga akan dilarang.
“Nanti saya mintakan patroli gabungan nantinya dalam rangka nataru ini, dari Pol PP, TNI, Polri dan seterusnya,” ujarnya.
Pemerintah akan menyiagakan pesapon atau pasukan kebersihan. Dia memastikan bahwa akan ada 390 pesapon akan disiapkan di titik-titik tertentu yang akan disebar lagi di kecamatan.
Sementara untuk ketahanan pangan, saat ini ada kenaikan bawang dan minyak goreng. ”Saya minta ini dijaga, kalau diperlukan mekanisme pasar, ya dilakukan segera, dipantau harganya setiap hari melalui Pagar Tangsel dengan Disprindag,” ujarnya.
Sementara unsur penting lainnya RLC atau Rumah lawan Covid akan dipersiapkan. Hal ini dilakukan karena kekhawatiran terjadi lonjakan kasus pasca Nataru. ”Sebelum itu, kita ada 34 masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di rumah-rumah. Saya ingin percepatan pemulihan kesehatannya. Maka tadi saya mintakan nama-nama yang 34 orang itu serahkan ke Camat, Puskesmas dan Lurah,” katanya. (jarkasih)