SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Sebanyak 28 unit rumah warga di Desa Pangejahan dan Desa Pangedangan Ilir, Kecamatan Kronjo rusak setelah diterjang angin puting beliung, Senin (6/12) sore lalu. Angin kencang disertai hujan merusak bahkan menerbangkan atap rumah semi permanen milik warga.
Camat Kronjo Tibi mengatakan hujan turun terlebih dahulu sebelum angin puting beliung menerjang. Tidak lama setelah hujan turun, angin mulai menerpa sedikit-demi sedikit. Namun, lambat laun angin yang berhembus seperti beradu dan bertambah kencang. Sehingga banyak pohon yang tumbang dan atap bangunan rumah warga di sekitar Pangejahan dan Pagedangan Ilir hancur tertiup angin.
“Untuk kejadiannya itu kemarin hari Senin (6/12), sekitar pukul 18.00 WIB, keadaan hujan sangat deras. Akibatnya ada 27 rumah di Desa Pangejahan dan 1 rumah Pangedangan Ilir rusak,” kata Camat Kronjo Tibi kepada Satelit News, Selasa (7/12).
Ia mengatakan, dari 28 unit rumah yang terdampak angin kencang tersebut, tidak semuanya mengalami kerusakan parah. Hanya ada 14 unit rumah dengan kondisi rusak berat, sementara 14 rumah lainnya hanya mengalami rusak ringan.
Menurut Tibi, dalam peristiwa angin puting beliung tersebut tidak ada korban jiwa. Pasalnya rumah-rumah yang mengalami kerusakan parah, penghuninya tidak berada di dalam rumah.
“Bagi rumahnya yang mengalami rusak berat, mereka mengungsi, sebagian lagi masih ada yang tetap bertahan. Tidak ada korban jiwa,” ujarnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Tangerang, Abdul Munir mengatakan, pihaknya kini telah melakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak bencana. Selain itu, bersama pihak Kecamatan Kronjo, juga telah menyalurkan bantuan kebutuhan makanan dan minuman bagi warga terdampak.
“Warga yang terdampak kita sudah tangani semuanya, sudah diberikan bantuan,” tuturnya.
Selain angin puting beliung yang merobohkan rumah warga di Pangejahan dan Pagedangan Ilir. 60 Kepala Keluarga (KK) di dua wilayah tersebut, juga terendam banjir setinggi 30 sentimeter. Namun bantuan berupa sembako, obat-obatan dan selimut sudah diberikan keapda warga yang terdampak.
“Sebetulnya hanya genangan air yang disebabkan hujan kemarin, dan ketinggiannya juga hanya 30 sentimeter. Mudah-mudahan air itu bisa surut hari ini,” kata dia.
Sementara itu Gubernur Banten Wahidin Halim mengimbau masyarakat Banten tidak panik dan tetap waspada seiring dengan peringatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tentang potensi tsunami serta adanya perubahan cuaca ekstrem dan dampak perubahan iklim di wilayah Provinsi Banten.
“Saya minta masyarakat Banten untuk tidak panik, namun tetap waspada tinggi sehubungan dengan peringatan BMKG yang sewaktu-waktu terjadi tsunami. Sebenarnya ini baru peringatan, namun kita tetap waspada dan hati-hati. Jangan panik karena itu bersifat prediksi,” imbau Gubernur, Selasa (7/12).
Gubernur mengungkapkan, terkait pandemi Covid-19, Pemerintah membolehkan wisata pantai dibuka namun tetap dengan melaksanakan protokol kesehatan. Meski demikian, Gubernur WH juga mengimbau masyarakat yang ingin menikmati suasana pantai untuk tetap memperhatikan dan menjaga keselamatan diri. Hal itu tidak terlepas dari peringatan yang telah dikeluarkan oleh BMKG tentang cuaca ekstrem akibat perubahan iklim.
“Semuanya harus disertai kewaspadaan dan kesadaran semua pihak agar Provinsi Banten tetap kondusif,” ungkapnya. (alfian/gatot)