SATELITNEWS.ID, TANGSEL—Penyakit Tubercolosis atau TBC dinilai sama bahanyanya dengan virus Covid-19. Penularan penyakit yang sudah lama ada di Indonesia ini mirip-mirip dengan corona yakni menular melalui udara. Selain itu penularan masif akan terjadi di tempat kerumunan orang.
“Penyakit TBC jangan dianggap enteng, sebab penularannya juga yang tercepat dan jika tidak diobati secara baik, penderita TBC dapat meninggal dunia dengan cepat,” ungkap Ketua umum Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Raisis Arifin Panigoro, usai melantik pengurus PPTI cabang Kota Tangerang Selatan di gedung Blandongan, Puspemkot Tangsel, Kamis (9/12/2021).
Bila ada seorang penderita TBC tidak ditemukan dan tidak diobati, secara teori maka dalam kurun waktu satu tahun akan menularkan 10 sampai 15 orang disekitarnya. Penularan TBC juga tidak mengenal batas usia dan ditularkan oleh siapa saja. “TBC dapat mengenai siapa saja, tua muda, kaya, miskin, di kota dan di desa,” jelasnya.
Namun pada umumnya TBC banyak menjangkiti masyarakat kurang mampu. “Kalau kita bicara kemiskinan, maka sudah dapat diduga terkait dengan gizi buruk, tempat tinggal yang tidak sehat, pemukiman kumuh,” ujarnya.
Raisis mengatakan, Presiden Jokowi telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Aturan tersebut menetapkan target eliminasi TBC pada tahun 2030. PPTI sendiri akan berperan sebagai civil society organitation atau komunitas sesuai konsepnya sebagai penyuluh kepada masyarakat luas, menemukan penyakit TBC dan memberi pengobatan serta memberi santunan kepada masyarakat tidak mampu dan penderita TBC.
“Peran ini sesuai dengan amanah Founding Fathers PPTI diawal pembentukannya pada 20 mei 1968,” jelasnya.
Ketua PPTI cabang Tangsel Karlena menuturkan bahwa di Provinsi Banten ini baru PPTI Kota Tangsel yang terbentuk. “Seperti ibu Benyamin katakan bahwa kita akan berkolaborasi dengan ibu PKK,” jelas anggota DPRD Kota Tangsel ini.
Sementara itu Wakil Walikota Tangsel Pilar Saga Ichsan mengatakan penanggulangan TBC tidak hanya mengandalkan upaya dari pemerintah saja namun juga membutuhkan peran serta masyarakat. “Kita patut bersyukur karena kita telah memiliki organisasi PPTI di Kota Tangsel ini, sebagai salah satu bentuk peran masyarakat membantu pemerintah dalam penanggulangan TBC,” jelasnya.
Menurutnya, PPTI menjadi mitra handal Pemkot Tangsel dalam menanggulangi TBC di Tangsel. “Saya disampaikan oleh Ketua umum PPTI Ibu Raisis Arifin Panigoro hampir tiap tahunc 100.000 orang meninggal karena TBC, inilah satu penyakit yang kita lupa bahwa hampir sama seperti covid,” tandasnya. (jarkasih)