SATELITNEWS. ID, KRONJO—Pemerintah Kabupaten Tangerang akan membantu perbaikan rumah warga yang menjadi korban angin putting beliung di Kecamatan Kronjo. Rencananya perbaikan akan dilakukan Jumat (10/12) ini.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang Abdul Munir mengatakan sebanyak 30 rumah warga menjadi korban angin puting beliung pada Senin (6/12) lalu. Dari 30 rumah, sebanyak 8 unit rusak berat dan 22 rumah rusak ringan.
“Yang rusak parah sebanyak 8 rumah, sementara rusak ringan ada 22 rumah, ” kata Abdul Munir, Kamis (9/12).
Menurut Munir, pihaknya bersama Kecamatan Kronjo berencana untuk melakukan perbaikan terhadap rumah korban puting beliung. Salah satunya adalah rumah nenek Shibah (74), warga Kampung Kebon RT 01/RW02, Desa Pangenjahan, Kecamatan Kronjo. Rumah Shibah rusak berat karena atapnya terbang terbawa angin. Kata Munir, saat ini Shibah mengungsi di rumah anaknya yang bernama Sa’adah.
Sambil mendata rumah rusak, BPBD Kabupaten Tangerang menyerahkan bantuan logistik berupa mie instan 1 dus, air mineral 2 dus, susu kental manis, kecap, selimut dan sabun mandi.
“Rencananya besok dari Camat Kronjo mau dibetulin atap dan bilik rumah yang rusak berat ada 8 rumah, ” jelasnya.
Camat Kronjo Satibi mengatakan, sambil menunggu bantuan dari Pemerintah Kabupaten Tangeranng pihaknya berencana untuk membantu korban puting beliung, yang rumahnya mengalami rusak parah.
“Kita gotong royong, membantu rumah warga yang rusaknya parah, agar bisa ditempati,”ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, warga Kampung Kebun, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo yang menjadi korban angin puting beliung mengharapkan bantuan perbaikan rumah dari pemerintah Kabupaten Tangerang. Sebagian korban angin kencang yang menghantam Senin (6/12) lalu itu hingga kini masih mengungsi.
Warga Kampung Kebun, Desa Pangenjahan, Kecamatan Kronjo, Slamet (47) mengatakan angin kencang membuat rumahnya jebol dan porak poranda. Dengan kondisi rumah yang rusak tersebut, dia bersama keluarga merasa sangat kesulitan. Sebab jika terjadi hujan deras maka rumahnya akan dipenuhi air yang masuk hingga menimbulkan banjir.
“Takutnya ada angin susulan, kemudian kalau hujan deras airnya pada masuk ke dalam hingga banjir,” kata Slamet, Rabu (8/12).
Ia mengaku, untuk sementara ini dirinya bersama istri serta kedua anaknya pun masih bertahan untuk tinggal di rumah yang rusak dan atap jebol tersebut. “Sementara kita manfaatkan ruangan dapur yang kebetulan tidak terkena terlalu parah. Tapi kalau hujan deras kita pindah ke rumah tetangga,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Saadah (42). Dia bersama warga lainnya mengharapkan segera ada kiriman bantuan logistik berupa beras dari pemerintah daerah untuk kebutuhan sehari-harinya.
“Kemarin sebetulnya sudah ada bantuan dari BPBD berupa makanan instan, tapi itu tidak cukup untuk sehari-hari. Karena kami butuh bantuan beras,” ungkapnya.
Ia berharap agar pemerintah daerah setempat khususnya Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk segera melakukan tindakan pemulihan rumah rusak bagi korban bencana alam angin kencang.
“Mudah-mudahan segera ada bantuan perbaikan rumah dari pemerintah karena kita sekarang bingung mau tinggal dimana lagi,” harap dia. (alfian)