satelitnews.com, TANGERANG—Cabor Panjat Tebing Kota Tangerang memberikan kado spesial akhir tahun 2019. FPTI Kota Tangerang berhasil menjadi juara umum pada Lebak Climbing Outdoor Festival Series Competition Sirkut Panjat Tebing Banten 2019, 18-22 Desember.
Kota Tangerang meraih juara umum dengan koleksi 10 emas 5 perak dan 5 perunggu. Disusul, Kota Tangerang Selatan di Peringkat 2 dengan raihan 5 emas 6 perak dan 3 perunggu. Peringkat 3 dihuni oleh Kabupaten Pandeglang dengan mengemas 5 emas 5 perak dan 3 perunggu. Sementara, Kabupaten Tangerang hanya mampu finis di peringkat 6 dengan 1 perak dan 1 perunggu.
Dengan hasil tersebut FPTI Kota Tangerang berhasil mempertahankan gelar di ajang tersebut. Namun, secara raihan prstasi pada pada Lebak Climbing Outdoor Festival Series Competition Sirkut Panjat Tebing Banten 2019 ini menurun bila dibandingkan tahun 2018 lalu. Pada tahun itu FPTI Kota Tangerang menjadi juara umum dengan koleksi 11 emas, 4 perak dan 3 perunggu.
“Alhamdulillah atlet FPTI Kota Tangerang masih bisa mempertahankan tradisi juaranya. Tapi secara umum perolehan nya menurun dari srkuit tahun lalu. Untuk itu akan di evaluasi. Pada nomor apa saja yang menurun prestasinya. Agar segera berbenah,” ujar Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) FPTI Kota Tangerang, Arsani Maidi kepada Satelit News, Senin (23/12).
Kendati demikian dia tetap mengapresiasi semua kerja keras yang telah dilakukan oleh atletnya tersebut. Terlebih lagi, untuk tahun ini FPTI Kota Tangerang selalu meraih predikat juara di kompetisi resmi yang digelar FPTI Banten.
“Prestasi atlet Puslatcab Panjat Tebing Kota Tangerang Tahun 2019. Alhamdulillah masih bisa mengawinkan kembali gelar juara umum dalam 2 kompetisi resmi yang diselenggarakan FPTI Provinsi Banten. yakni Kejurda dan Sirkuit,” kata Arsani.
Pada ajang tersebut Kota Tangerang menurunkan 14 atlet terbaiknya dengan komposisi atlet Junior dan Umum. Mereka terdiri dari 9 putra yakni Fauzan, Rakha, Rafy, Dika, Fikri, Prima, Yana, Abo dan Panji. Kemudian 6 putri yakni Karin, Ara, Rahmah, Aisyah, Karin dan Ismaya. Sementara untuk Rajiah Salsabilah dan Alamsyah tidak pada ajang tersebut tidak diturunkan lantaran fokus menjalani program Pelatda PON XX 2020 Papua.
“Kota memang fokus untuk membina atlet-atlet pemula dan junior. Sementara untuk atlet sekelas nasional seperti Rajiah dan Alam tidak kami turunkan,” kata Arsani.
Sementara itu, Rajiah Salsabilah kembali menoreh tinta emas di ajang Nasional. Climber 19 tahun ini berhasil memboyong medali emas pada kejuaraan Infantery Day 2019 di Bandung, Jawa Barat 18-21 Desember.
Rajiah menjadi yang terbaik pada nomor Speed World Record perorangan putri dengan catatan waktu 8,481 detik. Mahasiswi Jurusan Teknik Informatika ini mengguli Climber DKI Jakarta, Mudji Muyani di peringkat 2 dengan catatan waktu 9,535 detik. Sementara, peringkat 3 dihuni oleh Desak Made Rita atlet dari Bali dengan catatan waktu 9,595 detik.
“Alhamdulilah masih bisa menutup kompetisi di tahun 2019 ini dengan prestasi. Ini penting buat menjaga asa di tahun 2020. Dimana tahun 2020 ada goal utama yakni PON XX 2020 Papua,”pungkas Arsani. (irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post