SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG–Mitigasi bencana atau upaya pengurangan risiko bencana, menjadi tugas bersama. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat juga harus dibangun, salah satunya melalui sosialisasi tanggap bencana.
Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pandeglang, Baehaki Rahmat menyatakan, dalam melakukan penanggulangan atau membantu penanganan bencana, pihaknya selalu berkoordinasi dengan semua pihak.
“Yang pasti, saat mendapat informasi terjadi bencana, kami kerahkan anggota ke lapangan. Selebihnya, kami koordinasi dengan aparatur setempat, baik RT/RW, Kades/Camat, Kepolisian, TNI, Dinsos, BPBD, Basarnas dan elemen masyarakat lainnya,” kata Rahmat, Kamis (13/1/2022).
Katanya, Pandeglang merupakan salah satu daerah yang risiko bencananya tergolong sangat tinggi. Sehingga, perlu kewaspadaan yang tinggi pula dari seluruh elemen.
“Terbukti, dalam beberapa minggu ini saja, kebakaran sudah terjadi lebih dari 5 kasus,” tandasnya.
Menurutnya, proses penyadaran tentang penanggulangan dan siap siaga kebencanaan kepada masyarakat, harus dilakukan secara massif. Sehingga, ketika terjadi bencana baik banjir, longsor, gempa, kebakaran dan jenis bencana alam lainnya, masyarakat akan secara mandiri melakukan sesuatu.
“Intinya adalah bagaimana mengurangi risiko bencana, masyarakat dapat melakukan penyelamatan mandiri,” pungkasnya.
Wakil Ketua Bidang Sosial dan Politik (Sospol) Boedak Saung, Ade Mulyana menambahkan, dalam rangka membangun kesadaran tentang mitigasi kebencanaan, pihaknya akan mendorong program strategis yang nantinya akan dirasakan oleh masyarakat.
“Kami sedang mencoba mendorong terbentuknya Boedak Saung Rescue (BSR), yang nantinya akan memberdayakan masyarakat. Sehingga, akan muncul kesiapsiagaan kebencanaan secara mandiri,” imbuhnya.
Ade berharap, program tersebut nantinya disambut dan didukung oleh semua kalangan, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. “Ini penting kita realisasikan, dan kami akan libatkan seluruh stakeholder,” tandasnya. (mardiana)