SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Seorang pengrajin sapu lidi asal Desa Kiara Payung Kecamatan Pakuhaji, Sarnah mengharapkan adanya bantuan perbaikan rumah miliknya yang sudah reot dan tidak layak. Nenek berusia 72 tahun itu saat ini tinggal di rumah dari bilik yang hampir roboh.
Sarnah saat ini tinggal bersama satu anak laki-lakinya yang belum menikah. Menurut Sarnah, sudah puluhan tahun ia belum pernah merasakan adanya bantuan berah rumah.
“Saya tinggal di sini sudah lama banget, namun sampai ini belum dapat bantuan bedah rumah, saya harap adanya bantuan bedah rumah,” ucap Sarnah, di rumahnya, Kampung Teratai Indah RT 03/01, Desa Kiara Payung, Selasa (18/1).
Janda tua ini mengaku setiap hari selalu dihantui rasa ketakutan tertimpa puing-puing rumahnya yang sudah reot. Pasalnya, ketika musim hujan yang disertai angin kencang tiba rumahnya sangat rawan roboh.
“Belum dapat bantuan, makanya saya mengadu ke Ketua RT, kalau musim hujan disertai angin kencang saya tidak bisa tidur, karena takut tertimpa rumah. Mata pencaharian saya cuma bikin sapu lidi, hanya cukup buat kebutuhan sehari-hari,” keluh Sarnah.
Di tempat yang sama, Ketua RT 03/01, Desa Kiara Payung Wawan Gunawan membenarkan, terkait warganya yang membutuhkan bantuan bedah rumah. Menurutnya, Sarnah juga belum mendapatkan bantuan pangan non tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH). Padahal, dia hanya seorang pengrajin sapu lidi.
“Ya betul nenek Sarnah warga saya, dia hanya tinggal berdua sama anaknya yang belum kerja, dia tidak dapat BPNT-PKH, yang dapat cuma anaknya. Setahu saya, dia pernah dapat bantuan covid-19 cuma satu kali itu sudah ama, dan akibat ditabrak motor, dia hanya bisa bikin sapu dari pelepah daun kelapa,” ujarnya.
Saat ini Wawan melihat, masih ada beberapa rumah tidak layak huni milik warganya yang belum mendapatkan bantuan bedah rumah dari pemerintah. Usaha pengajuan bedah rumah sudah ia lakukan beberapa tahun yang lalu, akan tetap sampai saat belum juga terealisasi, dan saat ini dirinya hanya bisa menunggu bantuan datang.
“Di daerah saya masih ada sekitar 9 unit rumah yang cukup parah tidak layak huni, beberapa waktu yang lalu saya sudah ajukan bedah rumah ke pemerintah Desa Kiara Payung, sampai saat ini belum ada infonya bantuan akan turun di wilayah saya,” kesalnya. (alfian)