SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG–Gempa bumi magnitudo 6,6, yang melanda kawasan Sumur, Kabupaten Pandeglang, 14 Januari 2022 lalu. Menyebabkan banyak kerusakan.
Selain kerusakan yang dialami sejumlah rumah warga, juga fasilitas umum lainnya seperti, Majlis Taklim Attaqwa, di Desa Sukajadi, Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang.
Melihat kondisi tersebut, warga setempat bersama Pokja Relawan Banten dan mahasiswa yang tergabung dalam Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Pandeglang, melakukan bakti sosial membangun Majlis Taklim tersebut, yang nyaris tak bisa digunakan kembali.
Pembangunan Majlis Taklim, dilaksanakan dalam upaya membantu masyarakat yang antusias ingin membangun kembali Majlis Taklim tersebut, yang biasa diisi oleh 80 – 100 jemaah.
“Kami ingin Majlis Taklim ini dibangun kembali, dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Alhamdulillah, kami dibantu para relawan dan mahasiswa,” kata Alik Wahyudin, tokoh masyarakat setempat, Minggu (23/1/2022).
Kata Alik, saat ini langkah pertama yang dilakukan adalah merobohkan majelis taklim secara keseluruhan. Selanjutnya, pekan depan akan mulai membuat pondasi.
“Semoga majelis taklim ini segera berdiri, dan bisa kembali diisi oleh jemaah. Sehingga mereka dengan nyaman mengikuti kajian dan menggunakannya,” harapnya.
Ketua Pokja Relawan Banten, Lulu Jamaludin mengatakan, ia bersama relawan lainnya melakukan aksi ini, dalam upaya membantu masyarakat terdampak gempa.
“Pembangunan Majelis Taklim ini, agar masyarakat terdampak dapat segera kembali melakukan aktivitasnya, seperti sedia kala,” ujar Lulu.
Ditegaskannya, seyogyanya ketika memberikan bantuan terhadap korban terdampak, hasilnya dapat dinikmati dan dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Majelis taklim, musola atau masjid, banyak yang rusak. Oleh karenanya, bantuan yang diharapkan masyarakat bukan hanya sembako,” pungkasnya.
Ketua Umum PC IMM Pandeglang, Sadin Maulana mengatakan, pembangunan Majelis Taklim adalah upaya Relawan dan Mahasiswa membantu masyarakat terdampak gempa.
“Pembangunan ini dilakukan secara gotong royong, masyarakat, relawan dan mahasiswa terlibat semua di sini. Agar fasilitas umum itu, bisa digunakan kembali.” Ujarnya. (mardiana)