SATELITNEWS.ID, SERPONG—Warga RT 02 RW 01 Kelurahan Cilenggang, Serpong, Tangerang Selatan kembali membentangkan sejumlah spanduk berisikan protes tepat di sisi proyek pembangunan Tol Serpong-Balaraja (Serbaraja). Aksi protes warga ini dilakukan untuk kedua kalinya. Tuntutannya pun masih sama, yakni memohon pihak kontraktor untuk segera dibuatkan jembatan penyeberangan orang (JPO).
Ketua RT 02 RW 01 Kelurahan Cilenggang, Neni Prihartini menuturkan, protes ini kembali dilayangkan karena permohonannya tersebut tak juga dikabulkan setelah berbulan-bulan lamanya.
“Sudah cukup lama. Mungkin ada sekitar empat bulan lalu,” ujar Neni di lokasi, Selasa, (25/1).
Hingga saat ini, kata Neni, tak ada tanggapan sama sekali dari pihak kontraktor. Padahal, saat ini ia telah mengumpulkan tanda tangan seluruh warganya untuk menguatkan tuntutannya tersebut. Pertemuan terakhir, kata Neni, sempat dilakukan sebelum pihaknya melayangkan tuntutan untuk pertama kalinya.
“Waktu saya rapat, dari pihak pengelola itu jawabannya, karena tidak ada tiang penyangga di tengah. Sedangkan ada jembatan yang dibangun tanpa tiang itu. Alasannya jarak di sini terlalu jauh. Kedua, kalau dibuatkan di sini untuk tangganya itu di tanah siapa,” paparnya.
Lalu alasan ketiga, lanjut Neni, pihak kontraktor khawatir jika JPO dibangun nantinya akan banyak anak-anak yang melemparkan batu ke jalan.
“Menurut saya itu mah alasan yang tidak masuk akal. Nanti kan juga bisa pakai jaring,” imbuhnya.
Ia menilai, JPO menjadi suatu kebutuhan yang mendesak terutama bagi akses warganya. Pasalnya, semenjak tol itu dibangun, warga harus berputar dan menempuh jarak yang cukup jauh untuk sekedar beribadah ke musala dan sekolah.
Padahal dahulu, untuk sekedar ke musala ataupun sekolah cukup dengan hanya berjalan kaki.
“Kita jadi misah sekarang, RT 02 RW 01 dengan RT 3 RW 02. Untuk RT 02 ada 110 KK yang terdampak. Jadi kita ngajuin mau ada JPO agar ada jembatan. Cukup untuk orang aja, yang penting mereka bisa jalan nyebrang untuk anak ngaji, sekolah, atau kerja. Jadi enggak perlu memutar jauh,” jelasnya.
Menurutnya, keterbatasan akses ini setidaknya turut berdampak pada perekonomian warga.
“Secara ekonomi juga mati, kasihan yang enggak punya kendaraan harus memutar. Kita biasanya jalan kaki, sekarang rutenya harus ke sana memutar. Mungkin bisa lebih dari dua kilometer,” paparnya.
Melalui bentangan spanduk berisikan protes ini, ia berharap agar pihak kontraktor dapat mengabulkan tuntutannya itu.
“Saya sudah mengumpulkan tandatangan warga, untuk memperkuat. Saya sudah membuat surat untuk Wali Kota, Pak Wakil Wali Kota, dan Kecamatan. Tapi ditahan sama Lurah. Saya sudah kirim juga ke Kementerian PUPR. Tapi belum ada tanggapan,” terangnya.
Sementara itu di lokasi, sedikitnya terdapat enam spanduk yang dipasang warga. Seluruhnya berisikan protes.
Ada spanduk yang berisikan “Tidak ada alasan apapun, kami warga Cilenggang butuh JPO secepatnya”. Lalu adapula spanduk yang bertuliskan, “Bikin jembatan di atas laut bisa, kok bikin JPO di sini gak bisa,”. “Mana nih JPO,”
Seluruh spanduk permohonan itu, dipasang di tembok yang tepat berada di pinggir proyek pembangunan tol. (irm/bnn)