SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG–Dampak dari kontak erat dengan seorang pelajar di lingkungan SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School (CMBBS) Pandeglang yang dinyatakan positif Covid-19, sebanyak 25 pelajar harus menjalani karantina mandiri di lingkungan sekolah.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN CMBBS Pandeglang, Junaedi mengungkapkan, puluhan siswanya telah menjalani karantina sejak Minggu (30/1/2022) malam lalu.
Pihak sekolah mengambil kebijakan tersebut, setelah 25 orang itu disinyalir kontak erat dengan siswa kelas X yang belakangan dinyatakan positif terpapar Covid-19.
“Jadi, pada hari Minggu itu ada siswa yang sakit, kemudian dia (siswa) dijemput pulang oleh orang tuanya. Begitu dilakukan tes di lab, siswa tersebut dinyatakan positif Covid-19. Kami kemudian menelusuri siswa lain yang diduga kontak erat, hasilnya 25 orang ini yang dipisahkan,” kata Junaedi, saat dihubungi via telepon, Rabu (2/2/2022).
Ia memastikan, puluhan siswa yang menjalani karantina mandiri itu berada dalam pengawasan ketat pihak sekolah. Bahkan ujarnya, kegiatan mereka pun telah dipisahkan dengan siswa CMBBS yang lain, termasuk asrama tempat tinggal mereka hingga Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah.
“Malam itu juga, kami langsung mengevakuasi siswa yang diduga kontak dengan yang positif Covid-19 itu, asramanya langsung dipisahkan. Untuk KBM, mereka sementara belajar mandiri di asrama dan kami tidak terlalu memberikan penekanan belajar seperti kondisi normal,” jelasnya.
Bahkan tambahnya, pihaknya juga menyediakan perawat kesehatan untuk merawat siswanya yang di karantina tersebut.
“Kami juga punya tiga perawat kesehatan yang ikut mengawasi anak-anak, dan Insya Allah sudah paham dengan penanganan kasus seperti ini,” tambah lagi.
Junaedi menyatakan, ke 25 siswa yang terdiri dari siswa kelas X dan XI ini pun telah dites PCR oleh Puskesmas Majasari, Pandeglang. Jika nantinya ada yang dinyatakan terpapar Covid-19, pihak sekolah telah menyiapkan ruangan isolasi khusus untuk menjalani masa penyembuhan.
“Sudah dites, kami masih menunggu hasil PCR nya keluar. Tapi kalau misalnya ada yang positif, kami punya ruangan isolasi, asrama kosong yang relatif layak untuk ditempati anak-anak. Kami juga koordinasi terus dengan puskesmas, mudah-mudahan tidak ada yang menunjukan hasil positif dari anak-anak ini,” tandasnya. (nipal)