SATELITNEWS.ID, TANGERANG — Kentang goreng di restoran cepat saji, kini mulai mengalami kelangkaan. Pasalnya, kelangkaan itu terjadi karena disrupai rantai global.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Ananta, menurutnya kondisi langka tersebut menggambarkan betapa tergantungnya negeri ini pada impor dalam pemenuhan kebutuhan industrinya.
“Namun disrupsi ini hanya temporer. Secara jangka panjang, Indonesia tetap membutuhkan impor kentang dari luar negeri untuk memenuhi konsumsi,” ujar Felippa, Senin dikutip dari RM.id (7/2/2022).
Namun, lanjut Felippa, kelangkaan tersebut tidak menghambat para rumah tangga, untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Karena kelangkaan kentang ini tidak terasa, selain bukan merupakan bahan pokok, pasokan kentang sayur yang biasa dikonsumsi rumah tangga.
“Kelangkaan terjadi pada pasokan kentang olahan untuk keperluan industri makanan, seperti untuk french fries atau keripik misalnya,” ujarnya.
Ia mengatakan, di Indonesia, kelangkaan kentang sudah menyebabkan sebuah restoran cepat saji ternama menghentikan penjualan kentang goreng ukuran besarnya sejak awal bulan.
Sekitar 80 persen produksi kentang di Indonesia merupakan kentang sayur untuk kebutuhan rumah tangga.
Namun, kebanyakan kentang olahan untuk industri makanan.
“Peningkatan produktivitas kentang dalam negeri perlu terus diusahakan supaya kualitasnya berdaya saing. Prosedur impor yang transparan dan sederhana juga diharapkan dapat memastikan ketersediaan kentang untuk kebutuhan industri,” tandas Felippa.
Saat ini, Indonesia hanya dapat memproduksi sekitar 25 persen dari kebutuhan kentang olahan industri makanan.
Diketahui Defisitnya dipenuhi dengan mengimpor kentang olahan, terutama varietas Atlantic, dari Eropa dan Amerika Serikat. Yang mutu olahnya lebih baik dan lebih stabil.
Sebagian juga menggunakan kentang dari surplus kentang sayur dengan mutu olahan yang lebih rendah.
Data Balai Penetlitian Tanaman Sayurtan (BALISTA) tahun 2020 menunjukkan Indonesia mengimpor 25.410 ton kentang dari Belgia, 20.850 ton dari Amerika Serikat dan 19.100 ton dari Belanda dengan total nilai nilai impor mencapai 69,79 juta dolar AS.
“Kelangkaan stok kentang olahan yang kini tidak saja dialami Indonesia tetapi juga negara-negara lain,” pungkasnya. (Maya)