SATELITNEWS.ID, SERANG–Wakil Bupati (Wabup) Serang, Pandji Tirtayasa, mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap bencana alam. Hal itu disampaikan, menyusul erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) yang terjadi belakangan ini.
“Saya mohon, masyarakat untuk tetap waspada. Karena kita hidup di wilayah bencana, daerah kita daerah bencana, harus kita hadapi, harus akomodatif,” kata Pandji, Selasa (8/2/2022).
Menurut Pandji, bencana alam tidak bisa di lawan ataupun dihindari. Namun harus dilakukan upaya-upaya mitigasi, upaya-upaya memahami karakter Gunung Anak Krakatau, ketika ada indikasi-indikasi membahayakan.
“Harus segera mengambil langkah-langkah mitigasi, misalnya mencari tempat-tempat aman. Kemudian, kita menyiapkan kalau perlu nanti, walaupun kita tidak berharap kita siapkan dapur umum, jika terjadi pengungsian ke daerah aman,” tambahnya.
Meski demikian, Pandji membaca indikasinya, tingkat kebencanaan GAK. Ia berharap, tidak separah jaman dulu. Sebab menurutnya, ketinggian GAK di atas permukaan laut tidak begitu tinggi, tidak seperti dulu.
“Jadi ketika ledakan terjadi, goncangan tumburan gunung ke laut luar biasa. Sehingga, menimbulkan tsunami yang luar biasa. Nah, kalau seandainya terjadi saat ini hanya 3 meter puncak di atas gunung, mudah-mudahan tidak akan terjadi tsunami. Kalau-pun terjadi, paling setengah sampai 1 meter,” terangnya.
Tapi namanya tsunami, ujar Pandji, tetap berbahaya. Karena bukan masalah hentakan gelombang, tapi panjangnya gelombang yang datang ke darat.
“Kalau ombak, biasa ngebentur balik lagi. Tapi ini, terus dari belakang, tetap berbahaya,” ujarnya.
Sementara, Koordinator Kelompok Mitigasi Gunung Api Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kristianto mengatakan, sejak Kamis 3 Februari 2022, GAK terus menunjukkan aktivitas hembusan asap berwarna kelabu.
“Namun pada sore hari ini (kemarin), warna hembusan sudah berubah menjadi putih tebal,” ujarnya.
Menurutnya adanya erupsi GAK tersebut, berkaitan dengan sistem suplai magma. Dimana aktivitas erupsi GAK, terakhir terjadi pada 26 November 2021.
Ditambahkannya, walau ada aktivitas GAK dipastikan tidak berdampak pada masyarakat sekitar, hingga saat ini. Namun demikian, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mendekat GAK dalam radius 2 kilometer.
Selain itu, adanya erupsi GAK juga dipastikan tidak akan berpengaruh terhadap aktivitas penyebrangan di Pelabuhan Merak. “Tidak berpengaruh terhadap aktivitas penyebrangan di Merak,” imbuhnya. (sidik)