SATELITNEWS.ID, TANGERANG–Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten Tangerang menjadi satu-satunya RS di Tangerang yang menjadi rujukan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) untuk pasien terjangkit Covid-19. Status tersebut membuat RSU yang terletak di tengah Kota Tangerang itu sibuk memeriksa sampel pasien yang diduga terpapar virus corona.
Pandemi Covid-19 menyebabkan puluhan orang meninggal dunia. Tiga diantaranya berasal dari provinsi Banten. Puluhan warga tanah jawara lainnya sedang menjalani perawatan karena positif virus corona.
Kecemasan mulai melanda. Terutama bagi warga Tangerang mengalami gejala pneumonia. Mereka berbondong-bondong mendatangi RSU Kabupaten Tangerang untuk memeriksakan diri.
“Animo masyarakat banyak. Semua rumah sakit di Tangerang merujuk ke sini untuk dilakukan tes kesehatan,” ujar Humas RSUD Kabupaten Tangerang, Mohamad Rifki kepada Satelit News, Kamis (19/3) lalu.
Menjadi rujukan Covid-19 membuat RSUD Kabuaten Tangerang sedikit kewalahan. Terlebih lagi sebelumnya mereka tak memiliki ruangan yang cukup untuk dijadikan tempat tes medis Covid-19. Maka dari itu, RSU menyulap ruangan yang sebelumnya hanya digunakan untuk menunggu pasien.
Memang tak menunjukkan kemewahan. Lokasi berada di paling depan tak jauh dari pintu masuk RSU. Ruangannya pun tak luas, hanya selebar kurang lebih 5 meter dan panjang 15 meter. Petugas yang melakukan tes medis dilengkapi dengan pakaian khusus agar tak terpapar penyakit.
“Karena mendadak, makanya kita pakai yang ada saja. Nanti Insyallah saya kita akan bangun ruangan lagi,” kata Rifki yang juga berprofesi sebagai Dokter Bedah ini.
Menurut Rifki banyak permintaan tes medis Covid-19 di RSUD Kabupaten Tangerang. Hal ini dikarenakan kepanikan masyarakat. Mereka khawatir terpapar covid-19, sehingga membuat mereka melakukan penanganan awal dengan tes medis. Meski begitu, RSUD Kabupaten Tangerang juga tak sembarangan menerima masyarakat yang ini tes medis Covid-19. Mereka yang ingin melakukan tes medis harus melewati tahap screening awal.
“Cek suhu tubuh, lalu kami suruh mengisi riwayat penyakit yang diderita serta riwayat perjalanan. Kalau lolos baru bisa cek,” kata Rifki.
Namun, RSU Kabupaten Tangerang sejatinya bukan lokasi untuk mengetahui hasil dari tes covid-19. Hasil tes Covid-19 sebenarnya dilakukan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes).
“Ini yang salah diartikan kita sebenarnya hanya diberi kewenangan untuk tes awal. Hasil tes kita itu dikirim ke Litbangkes, mereka yang tahu positif atau negatif,” jelas Rifky.
Untuk menekan lonjakan masyarakat yang ingin melakukan tes medis, RSUD Kabupaten Tangerang membatasi jumlah permintaan. Yakni hanya 60 orang saja setiap hari.
“Awalnya hanya 30 orang saja di hari Senin (16/3) baru hari Kamis ini sebanyak 60 orang,” kata Rifki.
Untuk 1 kali tes medis Covid-19 masyarakat harus merogoh kocek sebesar 230 ribu rupiah. Rifki menjelaskan apabila hasilnya positif, dia menjamin masyarakat tak perlu merogoh kocek lagi karena biaya pemulihan akan ditanggung oleh pemerintah pusat.
“Itu instruksi dari pusat pengobatannya gratis. Nanti kita akan tagihnya ke Kemenkes,” kata Rifki.
RSUD Kabupaten Tangerang sedang merawat 5 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19. Mereka diisolasi di ruangan khusus yang terdapat di belakang RSUD. Meski begitu, kelimanya belum ada hasil tes positif Covid-19.
“Karena 2 minggu tesnya itu baru ketahuan,” imbuh Rifki.
Salah satu warga Tangerang Selatan, Stefanus mengaku melakukan tes medis Covid-19 setelah mendapat rujukan dari RS Saint Carolous. Stefanus mengaku mengeluhkan demam beberapa hari terakhir.
“Sudah 2 hari, saya periksa di RS tapi dirujuk kesini (RSUD Kabupaten Tangerang) karena disana (RS Saint Corolous) tidak ada alat tesnya,” kata dia. (irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post