SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG–Pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN), yang ditargetkan akan dimulai awal tahun 2022 yaitu, pembangunan Jalan Tol Serang – Panimbang (Serpan) Seksi III, yang menghubungkan Cileles Kabupaten Lebak sampai Panimbang Kabupaten Pandeglang, dipastikan meleset. Hingga kini, belum juga dimulai.
Kepala Tim Pejabat Pembuat Komitmen Tol Serang – Panimbang, Ibrahim Hasan menyatakan, belum dimulainya tol penghubung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung itu, lantaran belum mendapat “restu” dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
“Penggarapan sudah tanda tangan kontrak konstruksi, di bulan November 2020. Cuma sampai sekarang, Kemenkeu belum kasih izin pelaksanannya. Mungkin karena ini pinjaman dari luar negeri, jadi perizinannya belum keluar sampai sekarang,” kata Ibrahum, Jumat (18/2/2022).
Katanya, akibat belum dimulainya pengerjaan Tol Serang –Panimbang itu, maka target penyelesaiannya juga diperkirakan akan molor dari rencana awal.
Semula, pemerintah menargetkan jalan tol tersebut selesai pada Desember 2023 mendatang. Mengingat butuh waktu dua tahun, untuk merampungkan pembangunan jalan tol tersebut.
“Awalnya, target selesai Desember 2023. Tapi, sampai Februari 2022 belum dimulai. Sementara, pelaksanaan konstruksinya paling cepat 2 tahun. Jadi kontraktor minta reschedule, kalau memang Kemenkeu lama kasih izin. Mungkin targetnya digeser ke 2024. Sejauh ini, belum ada perubahan perencanaan,” tambahnya.
Selain itu menurutnya, persoalan lain terkendalanya pembangunan jalan tol itu, masih ada sekitar 200 bidang tanah yang belum dibebaskan. Sebagian besar, merupakan tanah milik instansi pemerintah, seperti Perhutani.
“Target kami, izin Penlok (Penetapan Lokasi) habis di bulan Juli. Jadi semoga, Juni 2022 sudah selesai 100 persen. Sekarang kami lagi kejar, semoga anggarannya tersedia terus di Kemenkeu,” harapnya.
Sementara, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Pandeglang, Suraji menuturkan, proses pembayaran ganti untung lahan yang termasuk bagian jalan Tol Serang – Panimbang, mengalami keterlambatan.
“Memang agak terhambat pembayarannya. Masalahnya dari sistem. Kalau sebelumnya, uang negara diberikan langsung kepada pengguna. Sekarang, dari administrasi masyarakat diperiksa lagi oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), yang berada di bawah Kemenkeu,” ungkap Suraji.
Berdasarkan kontrak yang sudah ditandatangani, Tol Serang –Panimbang (Seksi III) yang menelan anggaran hingga Rp 4,5 Triliun, akan dikerjakan oleh tiga kontraktor, yakni Sino Road and Bridge Group, Adhi Karya, dan Wijaya Karya.
PT. Sino merupakan perusahaan yang berasal dari Tiongkok, akan mendapatkan pengerjaan sebanyak 50,5 persen, dari total 33 KM. Sisanya, akan dikerjakan oleh dua perusahaan BUMN, Adhi Karya dan Wijaya Karya.
Diketahui, masyarakat Pandeglang sangat mengharapkan pembangunan Tol Serang – Panimbang segera rampung 100 persen. Karena, dengan adanya akses tol tersebut diklaim, akan mendorong pertumbuhan perekonomian. (mardiana)