SATELITNEWS.ID,TANGERANG—Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan menyatakan harga kedelai impor diprediksi masih tinggi hingga Mei 2022. Dia meminta importir tetap membeli kedelai meski harga sedang tinggi.
”Karena itu, saya pastikan importasi lancar. Karena kalau tidak tersedia barang baku, pengusaha UMKM yang (jumlahnya) 150 ribu bisa berhenti berusaha,” ucap Oke ketika ditemui di Pasar Wonokromo pada Selasa (22/2).
Dia berpesan kepada seluruh importir untuk tetap mengimpor kedelai meski harga sedang tinggi. Mengingat kebutuhan kedelai mencapai 250 ribu ton per bulan. ”Lebih baik barang ada walau harga tinggi,” kata Oke.
Saat ini, Dirjen Perdagangan disebut telah memanggil seluruh importir. Oke meminta mereka untuk terus mengimpor kedelai.
”Saya panggil, gak boleh berhenti. Siapkan pasokan dan kebutuhan kita 250 ribu ton per bulan, pastikan itu ada. Wajib impor!” tegas Oke.
Stok kedelai, lanjut dia, harus aman selama bulan puasa pada April. Sebab Juni, harga kedelai impor mulai turun.
”Pesan saya untuk importir, jangan takut nge-bid harga. Karena kalau Februari (harga) sudah tinggi, mereka nggak berani nge-lock (mengunci) harga. Kalau nggak nge-lock harga, pasokan nggak ada. Kalau gitu, 150 ribu (pengusaha tempe dan tahu) kehilangan pekerjaan,” terang Oke.
Untuk mengantisipasi kelangkaan, pihaknya memasok minimal 240 ribu ton per bulan. ”Langkah pertama adalah ketersediaan bahan baku dulu. Lancarkan. Minimal pasokan kita 240 ribu ton per bulan. Kenapa harga tinggi? Ada gangguan produksi di Argentina dan Brasil. Inflasi tinggi di Amerika. Ada pandemi sehingga membatasi orang di Amerika. Sehingga biaya produksi kedelai naik,” papar Oke dikutup dari jawapos.com.
Dia menjelaskan, penyebab kenaikan harga kedelai karena gangguan produksi dan inflasi. Selain itu, adanya flu babi selama dua tahun ini di Tiongkok. Dampaknya adalah reformasi peternakan di Tiongkok.
”Dia butuh kedelai banyak. Demand tinggi, produksi terhambat. Harga meledak. Ditambah lagi, karena pandemi, biaya logistik meningkat. (Harga distribusi) kontainer naik 4 kali. Jadi landed price (harga jual) ke kita (Indonesia) ya tinggi,” jelas Oke.
Saat ini, harga kedelai naik hingga Rp 11.300 per kilogram. Biasanya hanya Rp 9.000 per kilogram. ”Harga tempe sekarang di tingkat perajin dijual Rp 10.300. Harga tahu Rp 650 per potong. Kemudian kemungkinan prediksi harga menyentuh Rp 12.000. Karena bergerak terus dan sampai puasa dan Lebaran naik,” papar Oke.
Bila harga kedelai menyentuh Rp 12.000 per kilogram, harga tempe memiliki penyesuaian dari perajin menjadi Rp10.600. ”Kalau tahu dari Rp 650 jadi Rp 700. Itu saya perlu sosialisasi ke masyarakat untuk memahami terjadinya kenaikan itu,” kata Oke.
Dia berjanji pemerintah lakukan kajian supaya harga kedelai tidak berdampak pada pengrajin tempe dan tahu. ”Kami memastikan perajin tahu tempe ini tetap mendapat bahan baku dengan harga terjangkau,” ucap Oke. (jpc/gatot)