SATELITNEWS.ID, SEPATAN-Para pedagang yang berada di pinggir Jalan Raya Pakuhaji, Desa Sarakan, Kecamatan Sepatan, secara sukarela membongkar sendiri bangunan liar yang ditempati untuk berdagang.
Camat Sepatan, Dadang Sudrajat mengatakan, para pedagang tersebut sebelumnya juga sudah diberikan sosialisasi, terkait penertiban bangunan liar yang berdiri di tanah milik Pemerintah Daerah (Pemda). Kawasan tersebut kata dia, akan dijadikan sebagai Pusat Pengembangan Agro Pertanian oleh Pemerintah Kecamatan Sepatan.
Lagi pula, lanjut Dadang, keberadaan bangunan di kawasan itu dapat menghambat saluran air. Dengan cara sosialisasi yang persuasif namun edukatif, kata dia, para pedagang pun menerima dan sadar akan kewajiban mereka. Alhasil, mereka dengan sukarela membongkar sendiri bangunan liarnya, yang berdiri di tanah milik Pemda Kabupaten Tangerang.
“Kita akan coba mengubah lingkungan umum, terutama di pinggiran jalan ini agar terlihat asri dan tidak kumuh yang nantinya akan dibuat penghijauan. Oleh karena itu, 20 bangunan milik para pedagang ini kita coba tertibkan dengan cara pendekatan. Alhasil para pedagang tersebut juga sadar dan memilih untuk membongkar sendiri,” ujar Camat Dadang.
Meskipun proses sosialisasinya cukup memakan waktu lama, lanjut Dadang, para pedagang memiliki kesadaran atas tanah milik Pemerintah Daerah yang mereka tempati.
“Alhamdulillah dengan kesadaran, pembongkaran ini tidak ada tindakan kekerasan. Kami juga membantu membersihkan sisa reruntuhan dan sampah-sampah yang menyumbat di saluran air dengan ekskavator mini milik UPT Kebersihan,” jelaa Dadang.
Dadang berharap, dengan adanya penataan ini dapat menciptakan keindahan estetika kepada lingkungan dan juga dapat dilakukannya normalisasi saluran air. Agar nantinya, kata dia, keberadaan saluran air ini dapat berfungsi untuk mengurangi intensitas genangan air pada permukiman di wilayah Kecamatan Sepatan.
“Para pedagang ini kami berikan solusi untuk pindah ke area Pasar Pelangi dan untuk para pedagang makanan dan jajanan, kami juga sedang mempersiapkan area di depan Pasar Pelangi untuk dijadikan pusat kuliner,” ujar Dadang.
Sementara itu, salah seorang pedagang di tempat tersebut, Rohim mengatakan, dia tidak mempermasalahkan lapaknya harus dilakukan pembongkaran. “Mau gimana lagi, memang harus diterima ya, karena ini kan salah kami juga,” pungkasnya. (aditya)