SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG–Harga elpiji non subsidi 12 Kg mencapai Rp 200.000 per tabung. Hal itu, membuat pedagang mengeluh. Karena semenjak kenaikan harganya, membuat sepi pembeli.
Seorang pemilik pangkalan gas di Kampung Cikole, Kelurahan Sukaratu, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, Ahmad Sarman, mengeluhkan kenaikan harga gas non subsidi 12 Kg yang terus merangkak naik.
Kenaikan itu katanya, sangat berimbas pada omset pedagang yang semakin menurun, karena sepinya pembeli. “Sepi banget ini yang beli gas 12 Kg, sudah pasti omset menurun,” aku Sarman, Kamis (10/3/2022).
Sebelum adanya kenaikan, menurutnya, harga elpiji 12 Kg dijual dengan harga Rp. 150.000 per tabung, dan untuk tabung 5,5 Kg/tabung dijual dengan harga Rp. 60.000.
Kenaikan pertama lanjutnya, berlangsung pada Desember 2021 lalu, sebesar Rp 25.000 per tabung. Kenaikan kedua sebesar Rp 24.000. Selain itu juga, harga elpiji non subsidi 5,5 Kg mengalami kenaikan pertama sebesar Rp 10.000 dan kenaikan kedua Rp 19.000.
“Harga awalnya, saya jual yang 12 Kg Rp. 150.000/tabung, sampai sekarang karena terus mengalami kenaikan, saya jual Rp 200.000/tabung. Untuk yang 5,5 Kg itu, sekarang Rp 92.000/tabung,” tambahnya.
Semenjak kenaikannya pada desember 2021 lalu menurutnya, elpiji non subsidi 12 Kg dan non subsidi 5,5 Kg, sepi pembeli. Bahkan, terhitung hanya terjual 2 buah tabung saja sejak Desember hingga saat ini.
“Dari Desember sampai sekarang, baru 2 buah tabung yang terjual, dari stok yang ada sekitar 30 tabung,” keluhnya.
Ia berharap, pemerintah dapat mengendalikan harga elpiji non subsidi yang terus merangkak naik. Agar masyarakat tidak beralih menggunakan elpiji 3 Kg, yang ia jual sesuai harga eceran tertinggi.
“Harga yang 3 Kg saya jual Rp 16.000/tabung, kalau terus seperti ini bisa-bisa masyarakat yang seharusnya menggunakan tabung non subsidi, beralih ke elpiji subsidi 3 Kg,” imbuhnya. (nipal)