SATELITNEWS.ID, TANGSEL— Harga-harga pangan saat ini terus merangkak naik. Kenaikan diprediksi akan terus berlangsung hingga memasuki bulan Ramadan.
Menyikapi masalah itu, Dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag) Kota Tangerang Selatan terus memantau stabilitas harga daging sapi, daging ayam dan cabai serta kebutuhan lainnya. Untuk tiga jenis makanan dasar di atas, pihaknya memprediksi sangat mungkin mengalami kenaikan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas perindustrian dan perdagangan Kota Tangsel Heru Agus Santoso mengatakan, saat ini harga daging sapi di pasar Kota Tangsel berkisar Harga Rp120 ribu – Rp130 ribu, daging ayam Rp38- Rp40 ribu, serta cabai Rp40-75 ribu sesuai jenisnya.
“Kita terus memantau harga kebutuhan pokok, kami juga akan mengadakan operasi pasar untuk menstabilkan kelangkaan pasokan bahan pokok,” ujar Agus, Kamis (10/3/2022).
Persoalan utama dari kenaikan bahan pokok adalah hilangnya daging sapi di pasaran akibat mogoknya seluruh pedagang daging sapi di seluruh pasar Kota Tangsel.
“Kita memang lagi fokus ke daging sapi. Syukurnya sekarang pedagang daging sapi sudah berjualan. Kita terus komunikasi dengan asosiasi pedagang sapi. Tadinya mau mogok 5 hari, tapi 2 hari udah berjualan,” terangnya.
Untuk persiapan mengantisipasi kenaikan harga jelang puasa, pihaknya sudah berkoodrinasi dengan Kementerian perdagangan, Bulog, Pemerintah Provinsi Banten dan Badan Ketahanan Pangan Nasional. Ia optimis, jelang puasa dan saat puasa harga kebutuhan pokok masih stabil.
“Insya Allah, upaya ini bisa mengerem harga untuk naik. Jadi kan pada saat permintaan tinggi maka hukum ekonominya ikut naik, disitu kita mencoba mengerem,” jelasnya.
Pihaknya hanya memiliki fungsi membantu kelancaran pasokan kebutuhan bahan pokok di pasaran, sehingga tidak bisa menjangkau kekisruhan terkait kenaikan harga baik itu ekspor maupun impor, karena itu kewenangan Kementerian perdagangan dan Kementerian pertanian.
“Fungsi kami hanya membantu kelancaran distribusi barang dan stok barang ada di lapangan. Kalau distribusi barang tidak kita bantu kelancarannya, kan barang gak ada. Itu pengaruh banget, apalagi harga mahal barang gak ada. Jadi penting untuk menjaga ketersedian barang dan stabililasi harga,” tandasnya. (jarkasih)