SATELITNEWS.ID,BALARAJA—Sungguh bejat perbuatan tersangka berinisial DA (45), yang bekerja sebagai peternak ikan lele. Pria paruh baya ini diduga mencabuli anak asuhnya yang masih duduk di bangku SMP sebanyak 7 kali. Aksinya terbongkar setelah korban bercerita kepada sang ibu.
Kapolsek Balaraja, Kompol Heri Fitriyono mengatakan, pada Sabtu (12/3), pihaknya mendapat laporan bahwa telah terjadi tindak pencabulan terhadap anak di bawah umur di wilayah Kecamatan Balaraja.
“Setelah korban dan sang ibu melapor, kami langsung bergerak menangkap pelaku di rumahnya di wilayah Kecamatan Balaraja,” katanya, Selasa (22/3).
Ketika Polisi datang ke kediaman pelaku di Kecamatan Balaraja, DA langsung terdiam dan tidak bisa berkutik. Sehingga pelaku langsung dibawa ke Mapolsek Balaraja.
Saat dilakukan penangkapan terhadap pelaku, kata Kapolsek, istri DA sempat syok dan tidak menyangka bahwa suaminya tega mencabuli anak yang mereka asuh sejak kecil.
“Istrinya sempat kaget. Tidak nyangka suaminya berbuat seperti itu. Apalagi suaminya itu juga ikut ngurus korban dan adiknya sejak kecil,” tandasnya.
Lanjut Kapolsek, ibu korban merupakan seorang wanita single parent yang harus bekerja banting tulang untuk membiayai hidup kedua anaknya.
“Pelaku dan istrinya itu awalnya kasihan dengan ibu korban, karena harus bekerja. Karena anak DA cuma satu dan sudah besar, makanya DA dan istrinya bersedia mengasuhnya,” ucapnlnya.
Menurut Kapolsek, awalnya korban merasa takut untuk menceritakan perbuatan bejat pelaku kepada ibunya. Pasalnya, korban merasa tidak enak hati dan berhutang budi kepada pelaku dan istrinya, karena sudah banyak membantu ibu kandungnya untuk merawat dirinya dan sang adik.
“Tidak enak. Takut kalau kasih tau ke siapa-siapa. Katanya, ayah angkatnya sudah baik. Alasan tersebutlah yang membuat korban bungkam sejak dulu,” ujarnya.
Sementara itu, DA mengaku melakukan hal tersebut tanpa memaksa korban. Namun tersangka menggunakan modus bermain-main, lalu tangannya masuk ke baju korban dan meraba bagian dada korban. Diketahui, DA dan istrinya telah mengasuh korban dan adiknya sejak kecil.
Tersangka DA juga mengaku sempat melakukan perbuatan tidak senonoh pada korban usai korban mandi dan hanya mengenakan handuk. Bahkan kepada penyidik, DA mengaku memiliki fetish (suka payudara baru tumbuh) sejak dulu. Bahkan, setiap melihat anak-anak remaja wanita yang buah dadanya mulai tumbuh, dia mengaku sering berfantasi seks sendiri.
“Saya tidak tahu kenapa saya suka. Tapi setiap lihat payudara yang baru numbuh itu saya langsung nafsu,” ungkap DA.
Karena tidak bisa menahan nafsunya tersebut, belakangan ini DA kerap melampiaskan nafsu birahinya kepada korban. “Jarang saya melakukannya. Cuma buat tahun ini sudah 3 kali. Jarang-jarang pak. Yang sering baru sejak awal tahun ini aja. Terakhir 11 Februari 2022 kemarin. Kurang lebih sebanyak 7 kali,” katanya.
Kanit Reskrim Polsek Balaraja, Ipda Jarot Sudarso mengatakan, pengakuan pelaku dan korban hampir sama. Namun ada beberapa yang tidak sama dan masih dilakukan penyelidikan.
“80 persen yang dikatakan pelaku ataupun korban sama. Tapi masih terus kami dalami,” singkatnya.
Kata Jarot, pelaku pencabulan bekerja sebagai peternak ikan. Sehingga banyak waktu luang yang dimilikinya dan membuatnya lebih leluasa mengintai korban.
“Dia ternak lele. Jadi punya banyak waktu buat jaga adik korban dan korban sendiri. Kalau istrinya jaga warung di depan rumah,” ujarnya
Lanjut Jarot, saat ini pihaknya sudah menerima hasil visum dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Balaraja yang menyebutkan bahwa ditemukannya bekas luka robek pada kemaluan korban.
“Kalau dari pengakuan tersangka tidak pernah dimasukin jarinya. Tapi pada hasil visum yang kami terima ada bekas luka robek di vagina korban,” terangnya.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 81 dan atau Pasal 82 UU RI No. 17 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Anak. “Pelaku terancam hukuman penjara paling lama 20 tahun penjara,” tandasnya.
Sekretaris P2TP2A Kabupaten Tangerang, Nadli Rortun mengatakan, kemungkinan besar orang tua mencabuli anaknya sendiri atau anak asuh, dikarenakan kurangnya pemahaman agama dalam dirinya, dan dikarenakan adanya kesempatan.
“Kemungkinan mereka kurang pemahaman terhadap agamanya. Lalu banyaknya kesempatan ketika nafsu bejadnya memuncak lalu istrinya tidak ada, akhirnya anaklah yang menjadi sasaran,” katanya.
Menurut Nadli, pihaknya selalu mengkampanyekan dan mensosialisasikan pencegahan pencabulan atau pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur.
“Saya disamping menjadi relawan, saya juga banyak mengisi acara di majelis taklim, dengan memberitahukan bagaimana cara menjaga anak dan mendidik anak dengan baik dan benar,” pungkasnya. (alfian/aditya)